Lebak  (Antaranews Banten) - Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kabupaten Lebak, Banten, tahun 2018 berkembang sehubungan banyak klaster-klaster usaha masyarakat sehingga dapat menumbuhkan ekonomi lokal.
     
"Kita memuji di tengah pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, namun pelaku UMKM bertambah dan berkembang pesat," kata Kepala Seksi Data dan Informasi Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Siti Samsiah di Lebak, Rabu.
     
Perkembangan pelaku UMKM di Kabupaten Lebak tahun ke tahun meningkat sehingga menyumbangkan ekonomi masyarakat juga penyerapan lapangan pekerjaan.
     
Berdasarkan data populasi UMKM tahun 2016 tercatat 49.538 unit usaha dan tahun 2017 meningkat hingga 50.149 unit usaha.
     
Kemungkinan tahun 2018 bertambah hingga 20 persen dari tahun sebelumnya, karena banyak klaster-klaster usaha ekonomi masyarakat.
     
Meningkatnya pelaku UMKM itu akibat kebijakan pemerintah daerah yang menggulirkan program Lebak Sejahtera.
     
Dimana kebijakan itu terpokus pada pembinaan, pelatihan, peningkatan kualitas, pemberian sertifikasi juga promosi hingga penampungan untuk membantu pemasaran.
     
Bahkan, produk UMKM diantaranya ditampung oleh mini market Indomart dan Plaza Komoditas.
     
Selain itu juga didorong pelaku UMKM menggunakan media teknologi melalui jaringan internet untuk memasarkan produk secara "online".
     
"Kami yakin kontribusi pelaku UMKM itu dapat mengendalikan kemiskinan, mencegah urbanisasi dan pengangguran," katanya.
     
Menurut Siti, saat ini, pelaku UMKM yang berkembang pada bidang usaha industri rumahan (home industry), seperti kerajinan tangan, logam, aneka jenis makanan, hasil produksi pertanian, dan perkebunan, serta pertambangan.
     
Bahkan, produksi UMKM gula cetak,abon ikan dan gula semut menembus pasar Eropa, Asia, dan Amerika Serikat.
     
Begitu pula produk emping dan abon ikan dipasok ke sejumlah daerah di tanah air.
     
"Kami terus meningkat kualitas produk UMKM agar bisa bersaing pasar," katanya menjelaskan.
     
Wati (55) pelaku UMKM di Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak mengatakan dirinya kini merasa kewalahan melayani permintaan sale pisang untuk dipasok ke sejumlah daerah di Jawa Barat dan DKI Jakarta.
     
Meningkatnya permintaan itu karena produksi sale pisang itu organik dan menyehatkan tanpa menggunakan bahan pengawet.
     
"Kami setiap pekan bisa melayani permintaan pasar lima ton dipasok ke luar daerah," katanya.***3***

 

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018