Lebak (Antaranews Banten) - Peserta Siswa Mengenal Nusantara (SMN) asal Kalimantan Selatan (Kalsel) peduli kebersihan lingkungan kawasan permukiman masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
     
"Mereka peserta SMN memungut sampah-sampah yang berserakan di sekitar lingkungan kawasan Badui," kata PIC BUMN Hadir Untuk Negeri (BHUN) Provinsi Banten Iwan Djunaidi di Lebak, Senin.
     
Kegiatan bersih-bersih lingkungan yang dilakukan peserta SMN merupakan rangkaian program BHUN yang melibatkan PT Taspen selaku PIC serta  PT Krakatau Steel Tbk dan Perum Perikanan Indonesia selaku Co PIC.
     
Mereka peserta SMN sebanyak 22 anak dan enam pendamping juga perwakilan dari BUMN melakukan aksi bersih-bersih di kawasan permukiman Badui.
     
Kebersihan di kawasan Badui perlu dijaga dan mensosialisasikan agar tidak membuang sampah sembarangan.
     
Apalagi, sampah non organik, seperti bahan plastik bisa menimbulkan kerusakan lingkungan alam.
     
Mereka peserta SMN memungut sampah yang berserakan sekitar jalan permukiman Badui dan sampah-sampah dimasukan ke dalam plastik.
     
Selama ini, masyarakat Badui sangat menjaga kebersihan lingkungan, namun kebanyakan sampah yang berserakan itu dari pengunjung.
     
Karena itu, peserta SMN memiliki kepedulian untuk melakukan kebersihan lingkungan masyarakat Badui.
     
"Kami minta pengunjung wisatawan agar menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan," kata Iwan menjelaskan.
     
Menurut dia, selama ini, pelestarian lingkungan alam kawasan masyarakat Badui cukup baik.
     
Masyarakat Badui sejak turun temurun kehidupanya mengandalkan alam tentu menjadikan pelajaran dan pemahaman bagi peserta SMN Kalsel.
     
Meskipun warga Badui itu tidak menerima pendidikan, namun mereka mampu membaca dan berhitung.
     
Pendidikan itu sangat luas dan bukan dari formal saja, tetapi melestarikan alam juga bisa hidup layak.
     
"Kami minta peserta SMN setelah lulus sekolah bisa belajar seperti warga Badui dengan melestarikan alam itu," katanya.
     
Putra Yansen, seorang SMN mengaku dirinya bangga melihat kehidupan masyarakat Badui sederhana.
     
Bahkan, permukiman Badui tidak terdapat bangunan permanen juga kebersihan lingkungan sangat terjaga.
     
Selain itu juga masyarakat Badui pekerja keras dan tidak ada yang menganggur.
 
PIC BHUM Provinsi Banten, Iwan Djunaidi ikut memimpin aksi bersih-bersih lingkungan (Antara Foto/ Arsip)

     
Begitu juga rumah "leuit" atau rumah lumbung gabah yang lokasinya di belakang rumah menjadikan sumber pangan keluarga.
     
"Kami merasa senang bisa mengunjungi permukiman masyarakat Badui karena  mengenal Badui dari internet dan pelajaran sekolah," katanya.
     
Sementara itu, Ernas, pendamping SMN Kalsel mengatakan bahwa dirinya mengenal kehidupan masyarakat Badui dari buku-buku dan media.
 
Siswa Mengenal Nusantara asal Kalses bahu membahu membersihkan lingkungan Kampung Baduy (Antara Foto/ Arsip)
   
Mereka masyarakat Badui cukup sederhana juga tidak menerima pendidikan juga menolak infrastuktur jaringan listrik, jalan beraspal dan perabotan elektronika.
     
"Kami memuji kehidupan masyarakat Badui cukup sederhana juga cinta lingkungan alam," katanya.
 

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018