Produksi jagung di Kabupaten Lebak, Banten meningkat periode Januari sampai September 2024 mencapai 17.524 ton dengan lahan panen seluas 3.738 hektare.
"Sedangkan produksi jagung Januari sampai Desember 2023 sebanyak 3.193 ton dengan luas panen 1.017 hektare," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Selasa.
Meningkatnya produksi jagung tersebut, karena adanya pengembangan tanaman jagung di Kecamatan Maja yang sebelumnya dipusatkan di Kecamatan Gunungkencana, Kabupaten Lebak.
Produksi jagung dipastikan dari Januari sampai Desember 2024 dipastikan terus meningkat.
Sebab, saat ini terdapat tanaman jagung usia antara 10-15 hari setelah tanam dan panen akhir Desember mendatang.
"Kami meyakini meningkatnya produksi jagung itu dipastikan dapat menumbuhkan ekonomi masyarakat terdiri dari petani, buruh tani, buruh panggul,buruh pemetik hingga pengemudi angkutan," katanya menjelaskan.
Baca juga: Mentan dan Mendes dijadwalkan tanam jagung seluas 635 ha di Lebak
Baca juga: Mentan dan Mendes dijadwalkan tanam jagung seluas 635 ha di Lebak
Menurut dia, Pemerintah Kabupaten Lebak menyambut positif adanya Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto akan menanam jagung di Desa Bulakan Kecamatan Gunungkencana seluas 536 hektare.
Kehadiran dua Menteri Kabinet Merah Putih itu merupakan komitmen untuk mewujudkan swasembada pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
Selama ini, produksi jagung di Kabupaten Lebak sejak tiga tahun terakhir meningkat, karena permintaan pasar cukup tinggi, terutama untuk kebutuhan perusahaan pakan unggas.
"Kami mendorong petani agar mengembangkan tanaman jagung hibrida di 28 kecamatan," katanya menjelaskan.
Baca juga: Dukung swasembada pangan, Gapoktan Lebak tanam jagung 100 hektare
Baca juga: Dukung swasembada pangan, Gapoktan Lebak tanam jagung 100 hektare
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Binong Kecamatan Maja Kabupaten Lebak H Hadi mengatakan pihaknya kini mengembangkan budi daya tanaman jagung seluas 100 hektare untuk mendukung swasembada pangan dan pendapatan ekonomi.
Pengembangan budi daya tanaman jagung dilakukan secara pribadi tanpa bantuan pemerintah daerah.
Selama ini, kata dia, pengembangan budi daya tanaman jagung miliknya itu dari target 100 hektare baru terealisasi sekitar 30 hektare dengan melibatkan 20 orang pekerja.
"Kami melakukan pekerjaan tanam jagung menggunakan penerapan teknologi traktor dan ditargetkan akhir November 2024 rampung hingga 100 hektare," katanya menjelaskan.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024