Pemerintah Kabupaten Tangerang Banten mengklaim angka stunting atau kekerdilan pada balita di daerahnya itu mengalami penurunan sebesar 6,9 persen dari total kasus sebanyak 220 ribu balita yang terkena stunting pada 2023-2024.

"Angka penurunan sebesar 6,9 persen ini dari jumlah total 220.000 kasus stunting pada balita yang ada di Kabupaten Tangerang," kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Tangerang dr Achmad Muchlis di Tangerang, Senin.

Ia menjelaskan, penurunan angka stunting tersebut terlihat sejak beberapa tahun lalu, di mana berdasarkan data yang ada jumlah angka di daerahnya itu sebanyak 220.000 kasus.

Baca juga: Program makan bergizi gratis upaya tekan stunting di Lebak

Angka penurunan 6,9 persen terhadap kasus kekerdilan pada anak ini, menjadikan nilai penopang untuk penurunan target nasional yakni sebesar 18 persen pada 2025.

"Dan sekarang kita akan ada monitoring lagi dari nasional yakni Survei Status Gizi Indonesia -SSGI-, semoga kita mendapat nilai positif," ujarnya.

Dia mengatakan pula, dengan terjadinya penurunan kasus tersebut merupakan hasil kerja sama antar-instansi daerah dalam program pencepatan dan pengendalian terhadap stunting.

"Dalam upaya penanganan ini, semua pihak turun hingga tingkat kecamatan dan kelompok PKK berkolaborasi untuk menurunkan angka stunting," ungkapnya.

Ia juga menambahkan, untuk menekan angka stunting itu pihaknya melakukan peningkatan pemberian nutrisi terhadap ibu hamil dan anak, salah satunya seperti bubur kacang hijau, telur, dan lainnya, yang ditujukan kepada yang berisiko stunting.

"Kita ada pemberian nutrisi baik di tingkat desa/kelurahan, termasuk penyuluhan dan posyandu kita terus gerakan," katanya.

Baca juga: Pemkot Tangerang kembangkan kolaborasi penanganan kasus stunting

Pewarta: Azmi Syamsul Ma'arif

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024