Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) mengukuhkan enam guru besar dari berbagai disiplin ilmu, dalam sidang senat terbuka di Auditorium Kampus Untirta di Pabuaran, Kabupaten Serang.

"Alhamdulillah sampai saat ini Untirta sudah memiliki 46 guru besar," kata Rektor Untirta Prof Fatah Sulaeman di Serang, Senin.

Diantara enam guru besar yang baru dikukuhkan tersebut adalah Prof. Dr. H. Suherman, M.Pd., (Pendidikan Nonformal) Prof. Dr. Rahmayetty, ST., MT., (Teknik Kmia) Prof. Dr. Ing Anton Irawan, S.T., M.T., (Teknik Kimia) Prof. Teguh Kurniawan, S.T., M.T., Ph.D., (Teknik Kimia) Prof.Dr.Drs. Fauji, M.M., (Bidang Ilmu Ekonomi) Prof. Dr. Akhmadi, SE., M.M. (Bidang Ilmu Ekonomi).

Ke-enamnya dikukuhkan dalam sidang terbuka senat dengan penuh khidmat dan dilaksanakan di Auditorium Kampus Untirta, Sindangsari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang dibuka Ketua Senat Untirta Prof. Dr. H. Rudi Zulfikar.

Baca juga: Untirta raih predikat kampus unggul dari BAN-PT

Fatah Sulaeman menyambut haru dan mengaku bangga atas pengukuhan guru besar ini karena akan berdampak pada kemajuan Untirta dan pendidikan di Indonesia pada umumnya.

 “Hari ini momentum yang penuh kebanggaan, kebahagiaan, rasa haru dan penuh inspirasi. Dari enam orang tadi saya kira ini sangat dibutuhkan untuk berkontribusi bagi kemajuan Indonesia di era kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Mas Gibran dan Kabinet Merah Putih-nya," kata Fatah Sulaeman.

Sebelum dikukuhkan, ke-enam guru besar tersebut menyampaikan pidato ilmiahnya di hadapan peserta yang hadir. Prof. Suherman dalam orasi ilmiahnya menjelaskan terkait penelitiannya berjudul ‘Evaluasi Manajemen Pendidikan Nonformal: Peluang dan Tantangan’. 

Menurutnya, jalur formal belum bisa memenuhi keinginan masyarakat secara utuh, maka solusinya adalah jalur nonformal baik itu sebagai substitusi atau suplemen.

 “Pendidikan Nonformal adalah bagian integral bagi pemberdayaan masyarakat terutama di pedesaan yang terbatas akan sumber daya. Evaluasi yang mendalam terhadap pendidikan nonformal menjadi krusial untuk mengidentifikasi peluang dan tantangan dalam mengembangkan kebijakan strategis dan pengembangan kebutuhan masyarakat setempat,” katanya.

Baca juga: Untirta masuk nominasi Anugerah Media Humas Kemenkominfo 2024

Kemudian Prof. Rahmayetty, mengambil judul penelitian ‘Potensi Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tepung Aren sebagai Medium Sintesis Biormaterial yang Ramah Lingkungan’.

 “Potensi pemanfaatan limbah air sebagai biomatetrial sangat menjanjikan mengurangi bahan bakar fosil dan plastik. Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kita semua,” kata Rahmayetti.

Prof. Anton, mengambil judul penelitian ‘Torefaksi Bahan Bakar Padat: Strategi Optimalisasi Potensi Energi Terbarukan di Indonesia’.

"Bagaimana biomassa yang tersebar ini kita lakukan torefaksi kemudian kita sebut yang namanya lumbung karena kondisi saat ini pemerintah banyak mengekspor biomassa berkualitas. Saya kira harus ditahan karena yang kita ekspor bukan hanya biomassanya saja tetapi unsur hara yang ada dalam biomassa sehingga nanti kualitas tanah di Indonesia semakin menurun. Itu yang harus kita pertimbangkan,” kata Prof Anton.

Prof. Teguh mengambil judul penelitian ‘Pemanfaatan Zeolit Sangat Penting sebagai Katalis untuk Menopang Teknologi Proses Bahan Kimia Hijau dan Adsorben dalam Pengendalian Pencemaran Limbah Cair’.

Baca juga: Anggota Polri harus netral pada Pilkada, disanksi jika melanggar

Menurutnya, rekayasa zeolit sintetik baik dari bahan alami maupun dari pemanfaatan limbah industri yang lebih ramah lingkungan untuk berbagai rekayasa proses industri perlu terus dikembangkan.

Adapun Prof. Fauzi mengambil judul penelitian ‘Komitmen Top Manajemen dalam Implementasi Manajemen Sumber Daya Manusia Ramah Lingkungan (Strategi Menuju Keunggulan Bersaing)’ yang melihat bahwa sebuah organisasi harus dinamis dengan adanya perkembangan pada saat ini.

“Organisasi harus memiliki kelenturan dalam proses adaptabilitas dengan isu-isu lingkungan penerapan ‘green resources management’ berdampak pada keunggulan bersaing yang berkelanjutan karena di sana ada inovasi berbasis kelestarian lingkungan. Kunci suksesnya adalah adanya komitmen pimpinan yang diproyeksikan dalam visi dan misi tentang lingkungan,” kata dia.

Prof. Ahmadi mengambil judul penelitian ‘Kebijakan Dividen untuk Penguatan Nilai Perusahaan pada Perusahaan-Perusahaan di Indeks Sri-Kehati Bursa Efek Indonesia’. Menurutnya, profitabilitas yang tinggi mendorong para investor untuk berinvestasi lebih banyak di perusahaan Indek Sri-Kehati.

 “Kebijakan dividen berperan sebagai moderator murni. Memainkan peran sebagai variabel moderator tetapi tidak sebagai variabel independen,” kata Ahmadi.

Baca juga: Akademisi dorong penyelenggara dan penegak hukum netral di Pilkada

 

Pewarta: Mulyana

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024