Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak, Banten, membentuk tim kerja Jumat Seribu Rupiah (Jumat Serius) untuk penanganan prevalensi stunting atau kekerdilan yang dialami anak-anak di bawah lima tahun (balita).
 
"Sekarang penanganan stunting itu melibatkan semua komponen dan tidak hanya ditangani pemerintah daerah saja," kata Ketua Tim Kerja Jumat Serius Kabupaten Lebak Tuti Nurasiah di Lebak, Kamis.
 
Pembentukan tim kerja inovasi Jumat Serius, kata dia, untuk menyelamatkan generasi bangsa agar terbebas dari kasus stunting di daerah setempat.
 
Sebab, lanjutnya, anak yang sudah teridentifikasi positif stunting memiliki keterlambatan berpikir. Bahkan, kata dia, kadang anak itu sudah sekolah jenjang SD sampai SMA, namun belum bisa membaca dan berhitung.
 
Kondisi demikian tentu cukup memprihatinkan dan perlu dilakukan penanganan serius dan berkelanjutan dengan sistem Pentahelix atau multipihak.

Baca juga: Tekan stunting, Pemkab Lebak bangun sanitasi spaldes
 
Ia mengatakan penanganan prevalensi stunting itu harus melibatkan semua komponen termasuk unsur pemerintah, akademisi, pengusaha, masyarakat atau komunitas, dan media.
 
"Kita tidak akan bisa zero new stunting atau tidak melahirkan kasus baru stunting, jika tidak melibatkan semua komponen untuk menyelamatkan generasi bangsa," katanya.
 
Ia mengatakan tim kerja inovasi Jumat Seribu tersebut nantinya bagaimana bisa menghimpun dana dari donatur, mengingat penanganan stunting membutuhkan dana besar. Saat ini dana Jumat Serius yang terkumpul dari donatur Rp124 juta lebih dan yang sudah disalurkan Rp55 juta.
 
Dana jumat Serius itu untuk intervensi kepada bayi berusia dua tahun (baduta) guna mendapatkan asupan makanan bergizi dan bervitamin senilai Rp2,7 juta atau Rp15 ribu per orang selama enam bulan.
 
Mereka mendapatkan asupan makanan pangan lokal yang memiliki kandungan gizi dan vitamin itu, seperti ikan lele, ikan emas, ikan gabus, telur, belut, daging ayam, dan sayur-sayuran serta buah-buahan.
 
"Kami meyakini jika mereka mendapatkan asupan makanan yang bergizi dipastikan bisa terbebas dari stunting," katanya.

Baca juga: Bank Dunia bantu penanganan stunting di Lebak
 
Pencegahan stunting itu, lanjut dia, nantinya dilakukan intervensi kepada Keluarga Risiko Stunting (KRS) untuk mendapatkan asupan gizi yang baik.
 
Selama ini tim Jumat Serius itu bekerja sama dengan Badan Zakat Nasional ( Baznas) setempat dengan menghimpun dana melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD), pengusaha, maupun donasi dari masyarakat. Dana yang sudah terkumpul itu disetorkan ke Baznas.
 
"Kami berharap dengan Pentahelix itu dapat meningkatkan sumbangan dari para donatur untuk pencegahan dan penanganan stunting," katanya.
 
Ia menyebutkan mekanisme penyaluran dana Jumat Serius itu, nantinya Baznas yang mendistribusikan dana tersebut ke Tim Pendamping Keluarga (TPK) terdiri atas relawan bidan, relawan PKK, dan relawan KB yang bertugas di desa.
 
"Semua dana itu untuk kebutuhan asupan gizi dan vitamin dengan paket, juga makanan olahan yang memiliki kandungan gizi dan protein untuk anak-anak stunting," kata Tuti Nurasiah.

Baca juga: Banten raih apresiasi daerah penyalur bantuan pangan pengentasan stunting

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024