Lebak  (Antaranews Banten) - Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Banten, mengapresiasi harga beras di pasaran stabil selama Ramadhan hingga Idul Fitri 2018.

"Kami yakin stabilnya harga beras itu karena produksi pangan surplus," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak, Dede Supriatna di Lebak, Jumat.

Meski permintaan konsumsi beras selama Ramadhan sampai Idul Fitri meningkat, namun harga beras di pasaran stabil dan tidak terjadi kenaikkan, yakni pada kisaran antara Rp7.300 sampai Rp9.200 per kilogram.

Pemerintah daerah terus menggenjot produksi beras dengan mengoptimalkan gerakan percepatan tanam.

Bahkan, saat ini ribuan hektare areal persawahan di Kecamatan Wanasalam, Malingping dan Panggarangan memasuki musim panen padi.

Diperkirakan produksi beras surplus dan melimpah hingga tahun 2019, juga banyak petani memiliki persedian pangan cukup yang disimpan di lumbung pangan.

Produksi beras di Kabupaten Lebak sekitar 30 persen dipasok ke wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Lampung.?

"Kami terus menggenjot produksi pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat," ujarnya menjelaskan.

Distanbun Lebak juga menjalin kerja sama dengan Toko Tani Indonesia (TTI), Dinas Ketahanan Pangan dan Perum Bulog Divre Lebak-Pandeglang untuk pengendalian harga beras juga kebutuhan pangan.

Selama ini, Perum Bulog mengoptimalkan penyerapan gabah (sergap) dari petani, nantinya dijadikan cadangan beras nasional (CBN) untuk penyaluran beras rastra bagi masyarakat miskin.

"Kami optimistis produksi beras surplus dan melimpah," katanya.

Berdasarkan data Distanbun Kabupaten Lebak produksi beras sampai April 2018 surplus, yakni 91.500 ton dari 140.200 ton setara beras.

Baca juga: Petani Lebak Hasilkan Produksi Beras 220.000 Ton

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018