Lebak (Antaranews Banten) - Khatib shalat Ied KH Pupu Mahpudin mengajak masyarakat memperkuat kesatuan bangsa melalui kalimat-kalimat takbir dengan mengagungkan "Allah Akbar".
"Kalimat takbir yang dikumandang para pahlawan merupakan bukti kesatuan untuk melawan penjajah pada agresi 10 November 1945," kata Pupu Mahpudin dihadapan ribuan umat muslim saat shalat ied di Alun-alun Rangkasbitung di Lebak, Jumat.
Perayaan Idul Fitri merupakan momentum untuk menjalin persatuan dan kesatuan,meski di tengah perbedaan agama,suku,budaya maupun bahasa.
Di mana perayaan itu sebagai simbol kemenangan dengan mengumandangkan takbir mengagungkan nama Allah Akbar.
Kalimat takbir tidak henti-hentinya dikumandang oleh ribuan umat muslim melalui masjid-masjid,musola hingga lapangan.
Bahkan, kalimat takbir memancarkan kesatuan alam semesta, kesatuan dunia akherat, kesatuan kemanusian, kesatuan antaragama dan lainnya.
Karena itu, masyarakat harus menjaga kesatuan sehingga akan terwujud kedamaian dan kenyamaan.
"Kita bersyukur dengan kalimat takbir,tahmid sehingga bangsa ini bersatu juga menjadi negara besar," katanya.
Khatib juga meminta umat muslim harus peduli terhadap orang miskin dan jangan sampai mereka tidak makan pada perayaan Idul Fitri.
Hal itu terjadi saat Rasulallah menemukan seorang anak dari keluarga miskin tidak makan saat perayaan Idul Fitri sehingga Nabi Muhammad SAW mengangkatnya menjadi anggota keluarga.
Dengan demikian, umat muslim tentu jika mampu ekonomi maka harta kekayaanya perlu disumbangkan kepada orang yang tidak mampu.
Kepedulian sesama manusia tentu merupakan kewajiban agar tidak terjadi kemiskinan maupun kesengsaraan hingga menimbulkan kelaparan.
Karena itu, pemimpin memiliki tanggung jawab besar dunia dan akherat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
"Kita pilih pemimpin juga dewan legislatif yang bisa mensejahterakan masyarakat," kata Ketua MUI Kabupaten Lebak itu.
Baca juga: Arus Mudik - 26.253 Penumpang Melakukan Keberangkatan Hingga Jumat Siang
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018
"Kalimat takbir yang dikumandang para pahlawan merupakan bukti kesatuan untuk melawan penjajah pada agresi 10 November 1945," kata Pupu Mahpudin dihadapan ribuan umat muslim saat shalat ied di Alun-alun Rangkasbitung di Lebak, Jumat.
Perayaan Idul Fitri merupakan momentum untuk menjalin persatuan dan kesatuan,meski di tengah perbedaan agama,suku,budaya maupun bahasa.
Di mana perayaan itu sebagai simbol kemenangan dengan mengumandangkan takbir mengagungkan nama Allah Akbar.
Kalimat takbir tidak henti-hentinya dikumandang oleh ribuan umat muslim melalui masjid-masjid,musola hingga lapangan.
Bahkan, kalimat takbir memancarkan kesatuan alam semesta, kesatuan dunia akherat, kesatuan kemanusian, kesatuan antaragama dan lainnya.
Karena itu, masyarakat harus menjaga kesatuan sehingga akan terwujud kedamaian dan kenyamaan.
"Kita bersyukur dengan kalimat takbir,tahmid sehingga bangsa ini bersatu juga menjadi negara besar," katanya.
Khatib juga meminta umat muslim harus peduli terhadap orang miskin dan jangan sampai mereka tidak makan pada perayaan Idul Fitri.
Hal itu terjadi saat Rasulallah menemukan seorang anak dari keluarga miskin tidak makan saat perayaan Idul Fitri sehingga Nabi Muhammad SAW mengangkatnya menjadi anggota keluarga.
Dengan demikian, umat muslim tentu jika mampu ekonomi maka harta kekayaanya perlu disumbangkan kepada orang yang tidak mampu.
Kepedulian sesama manusia tentu merupakan kewajiban agar tidak terjadi kemiskinan maupun kesengsaraan hingga menimbulkan kelaparan.
Karena itu, pemimpin memiliki tanggung jawab besar dunia dan akherat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
"Kita pilih pemimpin juga dewan legislatif yang bisa mensejahterakan masyarakat," kata Ketua MUI Kabupaten Lebak itu.
Baca juga: Arus Mudik - 26.253 Penumpang Melakukan Keberangkatan Hingga Jumat Siang
Editor : Ganet Dirgantara
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018