Bagi yang tidak memiliki banyak waktu untuk berolahraga, meluangkan waktu di akhir pekan nyatanya sama manfaatnya untuk menurunkan risiko penyakit di kemudian hari.
 
Ditulis laman Eating Well, Rabu (9/10), peneliti dari Rumah Sakit Umum Massachusetts mengambil data dari UK Biobank, yang memiliki informasi kesehatan lebih dari 500.000 orang.
 
Usia rata-rata peserta ini adalah 62 tahun dan kurang dari dua pertiganya adalah wanita. Peserta dipantau selama rata-rata lebih dari enam tahun. Individu dibagi menjadi tiga kategori yakni tidak aktif, pejuang akhir pekan, dan olahragawan rutin.
 
Kelompok tidak aktif tidak memenuhi rekomendasi aktivitas fisik mingguan minimal, Para pejuang akhir pekan memenuhi jumlah olahraga mingguan yang direkomendasikan, tetapi melakukannya dalam satu atau dua hari (tidak harus di akhir pekan). Dan para olahragawan rutin memenuhi jumlah mingguan yang direkomendasikan, tetapi melakukannya sepanjang minggu.

Baca juga: Penderita jantung disarankan pilih olahraga santai, bisa atur energi

Temuan tersebut menunjukkan bahwa memfokuskan aktivitas fisik dalam satu atau dua hari dalam seminggu mungkin sama efektifnya dalam mengurangi risiko penyakit seperti yang melakukan aktivitas fisik selama seminggu, dan hal itu berlaku untuk lebih dari 200 penyakit.
 
Dibandingkan dengan kelompok yang tidak aktif, hubungan yang paling signifikan antara olahraga dan penurunan risiko penyakit adalah untuk kondisi peredaran darah, metabolisme, dan pencernaan.
 
Secara khusus, kelompok yang berolahraga di akhir pekan memiliki risiko hipertensi yang lebih rendah 23 persen dan 28 persen lebih rendah bagi mereka yang berolahraga secara teratur. Selain itu risiko diabetes juga turun 43 persen bagi mereka yang berolahraga di akhir pekan dan 46 persen lebih rendah bagi mereka yang berolahraga secara teratur.

Baca juga: Yuk, olahraga pagi hari ternyata banyak manfaatnya
 
"Karena tampaknya ada manfaat yang sama untuk pejuang akhir pekan dibandingkan aktivitas rutin, mungkin volume total aktivitas, bukan polanya, yang paling penting," kata penulis senior Shaan Khurshid, MD, MPH, anggota fakultas di Demoulas Center for Cardiac Arrhythmias di Rumah Sakit Umum Massachusetts.
 
"Intervensi di masa mendatang yang menguji efektivitas aktivitas terkonsentrasi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat diperlukan, dan pasien harus didorong untuk terlibat dalam aktivitas fisik yang mematuhi pedoman menggunakan pola apa pun yang paling cocok untuk mereka," tambahnya.
 
Studi ini menunjukkan bahwa terlepas dari berapa banyak hari yang dihabiskan setiap minggu, selama melakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang atau berat dalam jumlah minimum, itu dapat mengurangi risiko terhadap ratusan kondisi kesehatan.

Baca juga: Tips aman dari cedera saat berolahraga ala pemenang kompetisi kebugaran

Pewarta: Fitra Ashari

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024