Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Gekrafs) berhasil menyelenggarakan acara fashion 'Telusur Kain Indonesia' di salah satu stasiun kereta terindah di dunia, yakni Stasiun Antwerp Central, Belgia.
Penyelenggaraan fashion asal tanah air ini, merupakan hasil kolaborasi antara Native Indonesia-Belgia, PT Energi Mengikuti Imajinasi-Jakarta, dan KBRI Brussels.
"Acara ini menjadi bukti bahwa ekonomi kreatif Indonesia memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan diterima di panggung internasional. Kain Indonesia yang ditampilkan di Antwerp Central adalah wujud nyata dari kekayaan budaya yang dapat menjadi kekuatan ekonomi di masa depan, jika kita terus berinovasi dan membuka jalan untuk kolaborasi global," kata Ketua DPP Gekrafs Bidang Kerja Sama, Pemasaran dan Media, Mohamad Amin Ahlun Nazar dalam keterangan resmi diterima, di Tangerang, Kamis.
Ia mengungkapkan, Gekrafs Belgia diselenggarakan sebagai tujuan memperkenalkan dunia fashion Indonesia di pusat kota Antwerpen, yang setiap harinya dikunjungi oleh sekitar 33.000 orang.
"Acara ini menjadi simbol terjalinnya hubungan yang lebih kuat antara kedua negara, membuka peluang bisnis di bidang ekonomi kreatif Indonesia di Belgia," katanya pula.
Baca juga: Gekrafs Pandeglang resmi dikukuhkan, dorong ekonomi kreatif
Ketua Umum DPP Gekrafs Kawendra Lukistian menyampaikan kegiatan fashion show ini menampilkan karya-karya dari desainer ternama Indonesia, seperti Hayuning Sumbadra dari Jagad Phoenix; Sari Ramdani, Rieke Henriani, Mira Amahorseya, dan Theresia Soenpit dari Batik Malam 20, Essy Masita dari Maharani Persada, serta Jeny Tjahyawati dan Uzy Fauziah.
"Acara ini menjadi bukti bahwa ekonomi kreatif Indonesia memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan diterima di panggung internasional. Kain Indonesia yang ditampilkan di Antwerp Central adalah wujud nyata dari kekayaan budaya yang dapat menjadi kekuatan ekonomi di masa depan, jika kita terus berinovasi dan membuka jalan untuk kolaborasi global," ujarnya pula.
Ia menerangkan, setiap desainer menghadirkan keindahan dan kekayaan warisan budaya tekstil Indonesia dengan memamerkan karya-karya berbahan batik, tenun, dan songket.
Selain itu, dalam acara tersebut menyoroti keberlanjutan melalui penggunaan kain daur ulang, kain halal, serta pengaruh fashion modest yang semakin berkembang.
Baca juga: Kain tenun asal Badui tembus pasar mancanegara
Dalam rangka memperingati 75 tahun hubungan bilateral antara Indonesia dan Belgia, acara ini juga dimeriahkan dengan pertunjukan budaya, termasuk Tari Saman oleh DWP Brussels, Tari Bali oleh Sanggar Dwi Mekar, serta kolaborasi musik dari Rumah Budaya Indonesia yang menghadirkan permainan gamelan Jawa oleh Krishna Sutedja, biola oleh Chloë Baeyens, keyboard oleh Edbert Gian, dan nyanyian sinden yang diiringi suara emas Rambu Piras, runner-up The Voice Indonesia 2018.
"Kesuksesan acara "Telusur Kain Indonesia" semakin lengkap berkat keterlibatan dan dukungan dari Diaspora Indonesia, PPI Antwerp, serta Generasi Z Belgia, yang menunjukkan betapa luasnya daya tarik acara ini di kalangan masyarakat di Belgia," katanya lagi.
Kehadiran Gekrafs DPLN Belgia diharapkan memotivasi para pelaku industri kreatif untuk semakin menggiatkan kreasi mereka dalam rangka mendukung ekonomi kreatif menuju Indonesia Emas 2045.
"Perpaduan unik antara fashion dan budaya ini meninggalkan kesan mendalam pada para pengunjung internasional, sekaligus menciptakan platform dinamis untuk mempromosikan industri kreatif Indonesia di Eropa," ujar dia pula.
Baca juga: Menkop optimistis Indonesia mampu jadi pusat industri furniture dunia
Founder dan Co-Founder Native Indonesia Irin Puspasari meyakini bahwa acara bertema Indonesia harus aktif dilaksanakan untuk menggerakkan ekonomi kreatif Indonesia di Belgia.
Menurutnya, kehadiran 'Telusur Kain Indonesia' ini akan menempatkan industri fashion Indonesia dalam peta fashion di Belgia. Sebagai kelanjutan kegiatan, pop-up store akan hadir pada November 2024 di Antwerp sebagai tempat bagi para desainer untuk bereksperimen dengan ide-ide baru serta berinteraksi langsung dengan konsumen.
Ketua Komite Khusus Luar Negeri Gekrafs, Osco Olfriady Letunggamu menambahkan 'Kehadiran 'Telusur Kain Indonesia' di Belgia menjadi simbol kuat dari diplomasi kreatif Indonesia.
"Ini adalah bukti nyata bahwa karya kreatif bangsa kita dapat diterima dan diapresiasi di panggung internasional. Sebagai bagian dari Gekrafs, kami akan terus mendorong inisiatif-inisiatif seperti ini agar budaya dan kreativitas Indonesia semakin mendunia," kata dia.
Gekrafs adalah organisasi yang berfokus pada pengembangan ekonomi kreatif Indonesia, memfasilitasi kolaborasi internasional, dan mempromosikan budaya Indonesia di kancah global.
Melalui berbagai inisiatif dan program, Gekrafs berkomitmen untuk mendukung para kreator dan pelaku industri kreatif dalam mencapai potensi maksimal mereka.
Baca juga: Ratusan perusahaan furnitur ikuti pameran IFFINA Indonesia Expo 2024
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024
Penyelenggaraan fashion asal tanah air ini, merupakan hasil kolaborasi antara Native Indonesia-Belgia, PT Energi Mengikuti Imajinasi-Jakarta, dan KBRI Brussels.
"Acara ini menjadi bukti bahwa ekonomi kreatif Indonesia memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan diterima di panggung internasional. Kain Indonesia yang ditampilkan di Antwerp Central adalah wujud nyata dari kekayaan budaya yang dapat menjadi kekuatan ekonomi di masa depan, jika kita terus berinovasi dan membuka jalan untuk kolaborasi global," kata Ketua DPP Gekrafs Bidang Kerja Sama, Pemasaran dan Media, Mohamad Amin Ahlun Nazar dalam keterangan resmi diterima, di Tangerang, Kamis.
Ia mengungkapkan, Gekrafs Belgia diselenggarakan sebagai tujuan memperkenalkan dunia fashion Indonesia di pusat kota Antwerpen, yang setiap harinya dikunjungi oleh sekitar 33.000 orang.
"Acara ini menjadi simbol terjalinnya hubungan yang lebih kuat antara kedua negara, membuka peluang bisnis di bidang ekonomi kreatif Indonesia di Belgia," katanya pula.
Baca juga: Gekrafs Pandeglang resmi dikukuhkan, dorong ekonomi kreatif
Ketua Umum DPP Gekrafs Kawendra Lukistian menyampaikan kegiatan fashion show ini menampilkan karya-karya dari desainer ternama Indonesia, seperti Hayuning Sumbadra dari Jagad Phoenix; Sari Ramdani, Rieke Henriani, Mira Amahorseya, dan Theresia Soenpit dari Batik Malam 20, Essy Masita dari Maharani Persada, serta Jeny Tjahyawati dan Uzy Fauziah.
"Acara ini menjadi bukti bahwa ekonomi kreatif Indonesia memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan diterima di panggung internasional. Kain Indonesia yang ditampilkan di Antwerp Central adalah wujud nyata dari kekayaan budaya yang dapat menjadi kekuatan ekonomi di masa depan, jika kita terus berinovasi dan membuka jalan untuk kolaborasi global," ujarnya pula.
Ia menerangkan, setiap desainer menghadirkan keindahan dan kekayaan warisan budaya tekstil Indonesia dengan memamerkan karya-karya berbahan batik, tenun, dan songket.
Selain itu, dalam acara tersebut menyoroti keberlanjutan melalui penggunaan kain daur ulang, kain halal, serta pengaruh fashion modest yang semakin berkembang.
Baca juga: Kain tenun asal Badui tembus pasar mancanegara
Dalam rangka memperingati 75 tahun hubungan bilateral antara Indonesia dan Belgia, acara ini juga dimeriahkan dengan pertunjukan budaya, termasuk Tari Saman oleh DWP Brussels, Tari Bali oleh Sanggar Dwi Mekar, serta kolaborasi musik dari Rumah Budaya Indonesia yang menghadirkan permainan gamelan Jawa oleh Krishna Sutedja, biola oleh Chloë Baeyens, keyboard oleh Edbert Gian, dan nyanyian sinden yang diiringi suara emas Rambu Piras, runner-up The Voice Indonesia 2018.
"Kesuksesan acara "Telusur Kain Indonesia" semakin lengkap berkat keterlibatan dan dukungan dari Diaspora Indonesia, PPI Antwerp, serta Generasi Z Belgia, yang menunjukkan betapa luasnya daya tarik acara ini di kalangan masyarakat di Belgia," katanya lagi.
Kehadiran Gekrafs DPLN Belgia diharapkan memotivasi para pelaku industri kreatif untuk semakin menggiatkan kreasi mereka dalam rangka mendukung ekonomi kreatif menuju Indonesia Emas 2045.
"Perpaduan unik antara fashion dan budaya ini meninggalkan kesan mendalam pada para pengunjung internasional, sekaligus menciptakan platform dinamis untuk mempromosikan industri kreatif Indonesia di Eropa," ujar dia pula.
Baca juga: Menkop optimistis Indonesia mampu jadi pusat industri furniture dunia
Founder dan Co-Founder Native Indonesia Irin Puspasari meyakini bahwa acara bertema Indonesia harus aktif dilaksanakan untuk menggerakkan ekonomi kreatif Indonesia di Belgia.
Menurutnya, kehadiran 'Telusur Kain Indonesia' ini akan menempatkan industri fashion Indonesia dalam peta fashion di Belgia. Sebagai kelanjutan kegiatan, pop-up store akan hadir pada November 2024 di Antwerp sebagai tempat bagi para desainer untuk bereksperimen dengan ide-ide baru serta berinteraksi langsung dengan konsumen.
Ketua Komite Khusus Luar Negeri Gekrafs, Osco Olfriady Letunggamu menambahkan 'Kehadiran 'Telusur Kain Indonesia' di Belgia menjadi simbol kuat dari diplomasi kreatif Indonesia.
"Ini adalah bukti nyata bahwa karya kreatif bangsa kita dapat diterima dan diapresiasi di panggung internasional. Sebagai bagian dari Gekrafs, kami akan terus mendorong inisiatif-inisiatif seperti ini agar budaya dan kreativitas Indonesia semakin mendunia," kata dia.
Gekrafs adalah organisasi yang berfokus pada pengembangan ekonomi kreatif Indonesia, memfasilitasi kolaborasi internasional, dan mempromosikan budaya Indonesia di kancah global.
Melalui berbagai inisiatif dan program, Gekrafs berkomitmen untuk mendukung para kreator dan pelaku industri kreatif dalam mencapai potensi maksimal mereka.
Baca juga: Ratusan perusahaan furnitur ikuti pameran IFFINA Indonesia Expo 2024
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024