Serang (Antara News Banten) - Sebanyak 40 dosen Universitas Serang Raya (Unsera) ditempa berbagai pengetahuan yang berkaitan dengan upaya meningkatkan budaya mutu dalam pola pikir, pola sikap dan perilaku dengan standar nasional pendidikan tinggi.
       
Pengetahuan tentang budaya mutu itu dikemas dalam suatu lokakarya Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) yang berlangsung selama tiga hari (24-26 April) adalah Program Asuh Perguruan Tinggi Unggul yang dilakukan Kemristekdikti dan Universitas Mercu Buana (UMB) dengan materi pembuatan dokumen kebijakan SPMI, buku manual, buku standar SPMI, dan formulir SPMI.
      
Rektor Unsera Hamdan pada penutupan lokakarya itu, Kamis, mengatakan perguruan tinggi harus memiliki sistem penjaminan mutu secara berencana dan berkelanjutan dengan merujuk standar nasional pendidikan tinggi.
       
Dengan menerapkan sistem penjaminan mutu, akreditasi setiap program studi dapat meningkat. Dan masyarakat akan memilih pergurunan tinggi yang memiliki budaya mutu.
      
"Hasil Akreditasi setiap program studi menjadi penting karena mencerminkan kualitas perguruan tinggi. Semua program studi Unsera diharapkan memiliki akreditasi B dan A. Dan bagi Program Studi yang sudah dapat akreditasi B, diharapkan meningkat menjadi akreditasi A," kata Hamdan seraya menambahkan saat ini Unsera menyelenggarakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Teknik, Fakultas Teknologi Informasi, Fakultas Sosial dan Ilmu Politik dengan 17 program studi.
        
Hamdan mengharapkan melalui lokakarya itu, para dosen dapat merumuskan sistem penjaminan mutu internal sehingga dapat memenuhi standar nasional pendidikan tinggi secara sistemik dan berkelanjutan. Serta dapat membangun standar mutu dimana semua proses penyelenggaraan perguruan tinggi terdokumentasikan, terukur, serta adanya kesesuaian penyelenggaraan secara sistemik dan otonom.
       
Lokakarya merupakan satu dari empat kegiatan penjaminan mutu internal yang yang berlangsung selama 6 bulan mulai April-Oktober 2018. Tiga kegiatan lainnya Bimbingan Teknis, Magang di Perguruan Tinggi Asuh, dan Workshop Audit Mutu Internal.
        
Ketua Panitia Lokakarya Henny Gambiro menyebutkan ada empat indikator keberhasilan program asuh perguruan tinggi unggul. Pertama mengintegrasikan terbentuknya unit sistem penjaminan mutu internal pada manajemen perguruan tinggi hingga tingkat program studi. Kedua dilakukannya pengisian data SPMI pada perguruan tinggi dan siap diterapkan melalui laman pemetaaan implementasi SPMI Ristekdikti. Ketiga tersusunnya dokumentasi SPMI yang telah diujicobakan pada perguruan tinggi. Keempat tersedianya dokumen hasil evaluasi program pengasuhan penjaminan mutu dan rekomendasi tindak lanjut.
        
Selain itu, harus ada pernyataan komitmen keberlanjutan penetapan SPMI, adanya SDM yang tersosialiasi SPMI, adanya auditor mutu internal, tersusunnya dokumen rencana tindakan persiapan akreditasi prodi, serta membuat usulan akreditasi sesuai format Sistem Akreditasi Pendidikan Tinggi Online (SAPTO).
      
"Budaya mutu hanya akan bisa dicapai bila semua pihak mulai dari pimpinan puncak, fakultas, sampai dengan tingkat prodi memiliki persepsi dan komitmen yang sama. Sehingga melalui lokakarya ini, semua peserta dapat menyusun dokumen yang diperlukan dan sesuai dengan standar penjaminan mutu internal Kemristekdikti,” kata Henny Gambiro.
        
Pemateri workshop ini adalah Desiana Vidayanti Ketua Pusat Penjaminan Mutu UMB, Augustina Kurniasi Wakil Direktur Pasca Sarjana UMB, Aniek Herminingsih, auditor SPMI UMB, Farida Ghozali, auditor SPMI UMB, dan Diah Wardhani.

Baca juga: Unsera Bentuk Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Pewarta: Ridwan Chaidir

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018