Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Kabupaten Lebak siaga menghadapi gempa megathrust yang memicu gelombang tsunami di pesisir selatan yang berhadapan dengan Samudera Hindia.
 
"Kami sudah siaga menghadapi berbagai kemungkinan khususnya di kawasan pantai, baik kondisi cuaca, kondisi laut, maupun info lainnya," kata Ketua Balawista Kabupaten Lebak Erwin Sukmakomara saat dihubungi di Rangkasbitung, Lebak, Kamis.
 
Masyarakat pesisir selatan yang masuk kategori rawan gempa megathrust ada di tujuh kecamatan yaitu Cibeber, Cilograng, Bayah, Panggarangan, Cihara, Malingping, dan Wanasalam.
 
Menurutnya, selama ini masyarakat di daerah itu sudah mengetahui informasi gempa megathrust tersebut melalui berbagai media.
 
Oleh karena itu Balawista Lebak sudah siaga penuh menghadapi potensi gempa megathrust yang memicu gelombang tsunami. Pihaknya juga sudah siap untuk menginformasikan kepada masyarakat terkait hal itu.

Baca juga: Banten libatkan destana sosialisasikan kewaspadaan potensi gempa M 8,7
 
Apalagi, kata dia, masyarakat pesisir pantai selatan sudah mempersiapkan mitigasi bencana, khususnya bila terjadi gempa dan tsunami.
 
"Kami tetap berkolaborasi dengan BPBD Lebak, relawan kebencanaan, dan instansi lainnya, agar dapat meminimalisasi korban jiwa jika terjadi gempa megathrust yang memicu tsunami," katanya.
 
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama mengatakan masyarakat pesisir selatan agar waspada menghadapi gempa megathrust. Masyarakat diminta melakukan mitigasi kebencanaan dan mengikuti arah petunjuk evakuasi untuk penyelamatan, seperti lari ke perbukitan maupun gedung shelter tsunami di Wanasalam.
 
"Kami minta warga tetap waspada dan tidak panik menghadapi informasi gempa megathrust itu," katanya.

Baca juga: BPBD Banten imbau warga tak panik adanya potensi gempa megathrust
 
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan rilis menyampaikan warga perlu waspada Seismic Gap Megathrust Selat Sunda (M8,7) dan Megathrust Mentawai-Siberut (M8,9).
 
Sebab gempa di kedua segmen megathrust ini bisa dikatakan tinggal menunggu waktu, karena kedua wilayah itu sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar.
 
"Wilayah Indonesia juga berada di pertemuan berbagai lempeng tektonik, menjadikannya rentan terhadap gempa bumi besar, termasuk yang berasal dari zona megathrust," katanya.
 
Baca juga: Pemprov Banten siapkan anggaran Rp50 miliar untuk antisipasi bencana

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024