Lebak (Antara News Banten) - Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten, mengawal proyek pembangunan nasional karena manfaatnya cukup besar bagi kesejahteraan masyarakat di daerah itu.

"Kami memberikan kemudahan-kemudahan proses perizinan, termasuk analis dampak lingkungan (amdal) dan pembebasan lahan guna mendukung proyek pembangunan nasional itu," kata Kepala Bidang Tata Ruang Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUPR) Kabupaten Lebak Teguh Eko Saputro di Lebak, Rabu.

Pemerintah daerah menyambut positif adanya proyek pembangunan nasional sehingga dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Proyek pembangunan nasional yang ada di Kabupaten Lebak antara lain jalan Tol Serang-Panimbang yang melintasi lima kecamatan di Kabupaten Lebak.

Pembangunan jalur rel ganda Commuterline atau Kereta Rel Listrik (KRL) Stasiun Maja-Rangkasbitung.

Begitu juga proyek pembangunan Waduk Karian yang ditargetkan rampung 2019 sehingga bisa memasok air baku bagi masyarakat DKI Jakarta, Bogor serta Banten dan sekitarnya.

Pembangunan waduk itu akan menampung 209 juta meter kubik air dan menggenangi lahan seluas 1.740 hektare dengan luas keseluruhan 2.170 hektare.

Pasokan air baku itu dengan debit air 16,6 meter kubik per detik (m3/detik) untuk kawasan industri di Serang dan Cilegon sebesar 5,5 m3/detik, Rangkasbitung sebesar 0,3 m3/detik.

Kemudian Parung Panjang sebesar 0,2 m3/detik, Tigaraksa sebesar 2,5 m3/detik, Serpong sebesar 2,8 m3/detik, Maja sebesar 0,1 m3/detik dan DKI Jakarta sebesar 3,2 m3/detik.

Selain itu juga manfaat lain dari Bendungan Karian yaitu mengairi daerah irigasi Ciujung seluas 22.000 hektare dan pengendalian banjir dengan kapasitas tampungan banjir sebesar 60,8 juta meter kubik.

Bendungan Karian juga berpotensi menghasilkan tenaga listrik sebesar 1,8 MW (megawatt).

"Kami terus memfasilitasi pembebasan lahan untuk mensukseskan proyek pembangunan bendungan itu," katanya menjelaskan.

Menurut dia, proyek nasional itu akan direalisasikan tahun 2021 untuk reaktivasi jalur kereta api Rangkasbitung-Saketi-Bayah.

Pemerintah daerah terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar mendukung realisasi reaktivasi jalur KA tersebut.

Selain itu juga melaksanakan pendataan terhadap ribuan kepala keluarga yang menempati lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Pendataan ulang dan pemetaan jalur perlu dilakukan, karena jalur Rangkasbitung-Saketi-Labuan sepanjang 70 Km dihentikan operasinya tahun 1980-an.

Sedangkan, jalur Rangkasbitung-Bayah sepanjang 150 Km dihentikan operasinya tahun 1960.

Kehadiran pembangunan proyek nasional tersebut secara langsung berdampak terhadap investor yang akan menanamkan modal usahanya di Kabupaten Lebak.

Apalagi, saat ini kawasan kota mandiri Maja sudah terdapat pembangunan permukiman seluas 10.000 hektare yang siap menampung 1,4 juta warga DKI Jakarta.

Permukiman kawasan Maja kini sudah dibangun perumahaan oleh PT Citra Maja Raya.

"Kami mendukung proyek nasional itu karena berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi warga setempat," ujarnya menjelaskan.

Roji Santani, seorang tokoh masyarakat Kabupaten Lebak menyatakan kehadiran pembangunan nasional dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat juga penyerapan ribuan tenaga kerja baru.

Selain itu juga Kabupaten Lebak akan lepas dari ketertinggalanya jika sudah terealisasi jalan tol Serang-Panimbang dan pengoperasi KRL Rangkasbitung-Jakarta.

"Kami yakin Lebak bisa sejajar dengan daerah lain yang maju di Banten adanya proyek pembangunan nasional itu," katanya.

Baca juga: Tol Kunciran-Bandara Lahan Bebas 100 Persen 2017

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018