Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Banten meminta masyarakat mewaspadai penyakit diare dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada musim kemarau panjang atau iklim el Nino.
Pelaksanaan Harian (Plh) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak dr Budi Mulyanto di Rangkasbitung, Lebak, Selasa, mengatakan hingga saat ini belum ada tanda-tanda lonjakan kasus diare dan ISPA, karena dilakukan peningkatan kegiatan promotif dan preventif melalui fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.
Dimana fasilitas kesehatan itu, seperti puskesmas, pustu, poskesdes dan klinik mengoptimalkan penyuluhan kegiatan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dengan mengajak masyarakat agar menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), terutama cuci tangan pakai sabun saat akan makan dan stop buang air besar (BAB) sembarangan serta konsumsi air minum yang sudah dimasak.
Baca juga: Relawan lakukan pemeriksaan ISPA di kawasan adat Badui
Baca juga: Relawan lakukan pemeriksaan ISPA di kawasan adat Badui
Selain itu juga mengonsumsi makanan yang bergizi serta buah-buahan dan sayur-sayuran juga menjaga stamina tubuh serta banyak istirahat.
"Kami meyakini dengan PHBS dan mengkonsumsi makanan yang bergizi itu dapat mencegah diare dan ISPA," kata dokter Budi.
Menurut dia, selama ini, kasus penyakit diare dan ISPA di Kabupaten Lebak masuk kategori tertinggi dibandingkan dengan 10 jenis penyakit lainnya.
Mereka yang terserang penyakit diare dan ISPA itu kebanyakan berobat ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan medis.
Sebab, penyakit diare dan ISPA tentu berbahaya apalagi bila sudah disertai pneumonia, sehingga pasien sulit ditolong.
Baca juga: Dongkrak ekonomi masyarakat, Pemkab Lebak bangun
Baca juga: Dongkrak ekonomi masyarakat, Pemkab Lebak bangun
Beberapa gejala diare di antaranya banyak BAB dalam seharian, tubuh lemas dan bisa mengakibatkan dehidrasi atau kekurangan cairan.
Sedangkan, gejala ISPA, seperti hidung tersumbat dan pilek, batuk kering tanpa dahak, demam ringan, sakit tenggorokan, sakit kepala ringan, bernapas cepat atau kesulitan napas dan warna kebiruan pada kulit akibat kekurangan oksigen.
"Warga terserang penyakit diare dan ISPA itu akibat dampak perubahan iklim El Nino yang menimbulkan kemarau itu," katanya.
Kepala Puskesmas Cisimeut Dede Hardiansyah mengatakan penderita ISPA di wilayah itu mampu diatasi dengan mengoptimalkan penyuluhan kesehatan untuk pencegahan penyakit menular maupun penyakit tidak menular.
Beruntungnya, di wilayahnya masih terpenuhi ketersediaan air bersih dan ketahanan pangan melimpah dari hasil pertanian.
Untuk menghadapi El Nino yang diwaspadai itu adalah penyakit ISPA dan diare.
"Kami setiap hari kerja menerjunkan petugas ke desa-desa melakukan penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat," kata Dede.
Baca juga: Petani jagung di Lebak lakukan penyiraman menggunakan drone
Baca juga: Petani jagung di Lebak lakukan penyiraman menggunakan drone
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024