Lebak (Antaranews Banten) - Petani Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, sejak September sampai Januari 2018 menanam kedelai seluas 3.845 hektare, dan sebagian sudah dipanen sehingga menyumbangkan ketahanan pangan di daerah itu.

"Semua produksi kedelai itu untuk memenuhi permintaan pasar lokal," kata Kepala Seksi Padi dan Palawija Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak, Deni Iskandar di Lebak, Jumat.

Mereka petani mengembangkan tanaman kedelai melalui bantuan program upaya khusus (upsus) kedelai yang digulirkan Kementerian Pertanian.

Program tersebut untuk menggenjot produksi pangan juga peningkatan ekonomi petani.

Selama ini, produksi kedelai di Kabupaten Lebak relatif kecil hingga 245 ton tahun 2017.

Karena itu, pihaknya mendorong melalui bantuan program upsus dapat meningkatkan produksi sehingga bisa memenuhi kebutuhan pasar lokal.

Saat ini, permintaan kedelai di Pasar Rangkasbitung cenderung meningkat, bahkan pembelinya datang dari luar daerah.

Para konsumen kedelai tersebut untuk dijadikan bahan baku usaha kerajinan masyarakat, seperti minuman susu kedelai, makanan camilan dan kedelai rebus.

Selain itu juga bahan baku makanan tempe dan tahu.

"Kami mendorong petani terus mengembangkan kedelai untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka," ujarnya menjelaskan.

Menurut Deni, pemerintah daerah optimistis kedepan Lebak menjadi swasembada kedelai melalui program upsus itu.

Sebab, kata dia, potensi lumbung kedelai sangat berpeluang karena didukung lahan begitu luas baik lahan darat juga lahan persawahan.

Di samping itu, pemerintah daerah bekerja sama dengan perusahaan BUMN di antaranya PTPN VIII dan Perum Perhutani guna mendukung swasembada pangan.

Lahan perusahaan BUMN tersebut nantinya dimanfaatkan oleh kelompok tani agar dikembangkan tanaman kedelai dengan pola tumpang sari.

Pengembangan budidaya tanaman kedelai itu dapat menjadikan peluang usaha agribisnis dalam upaya menanggulangi kemiskinan dan pengangguran.

"Kami berharap tahun 2018 jumlah areal bantuan kedelai melalui program upsus ditambah sehingga dapat mengendalikan kemiskinan dan pengangguran," katanya menjelaskan.

Yanto (50) seorang pedagang di Pasar Rangkasbitung mengatakan dirinya mendatangkan kedelai dari berbagai daerah di Kabupaten Lebak karena memasuki musim panen.

Bahkan, dirinya setiap hari menampung kedelai antara 5 sampai 10 ton per hari.

Mereka pembeli kedelai ke sini kebanyakan para pelaku usaha kerajinan aneka makanan untuk dijadikan makanan camilan dan kedelai rebus.

Pihaknya sangat kewalahan melayani permintaan, selain permintaan lokal juga dipasok juga ke Pasar Kebayoran, Jakarta.

"Kami sangat terbantu ekonomi keluarga dari penjualan produksi kedelai itu," katanya.

Suryadi (55) seorang petani Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, mengaku dirinya kini panen kedelai seluas satu hektare dan dipasok ke Pasar Rangkasbitung dengan harga Rp7.000/Kg.

Ia mengembangkan kedelai itu bantuan program upsus tanam November 2017 dengan produktivitas sebanyak 2,27 ton per hektare.

"Kami merasa senang panen kedelai ini bisa meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018