Carlos Alcaraz resmi menjadi juara Wimbledon dua kali setelah mengalahkan Novak Djokovic 6-2, 6-2, 7-6(4), Minggu, dan berhasil mempertahankan gelarnya di Grand Slam lapangan rumput.
Alcaraz kehilangan tiga poin dari kedudukan 5-4, 40/0 pada set ketiga saat Djokovic mengancam untuk mulai bangkit dari ketertinggalan. Namun, petenis Spanyol itu bertahan dengan kuat pada tie-break set ketiga untuk menyelesaikan pertandingan.
Jika kemenangan lima set Alcaraz pada 2023 melawan Djokovic adalah sebuah pencapaian epik untuk meraih gelar pertamanya di All England Club, pertemuan dalam final tahun ini didominasi oleh petenis berusia 21 tahun itu.
"Ini adalah mimpi bagi saya, memenangi trofi ini," kata Alcaraz dalam upacara penyerahan trofi, seperti disiarkan ATP.
"Dalam sebuah wawancara ketika saya berusia 11 atau 12 tahun, saya mengatakan bahwa impian saya adalah memenangi Wimbledon, jadi saya menebus impian saya."
"Saya ingin terus maju, tetapi merupakan perasaan yang luar biasa untuk bermain di lapangan yang indah ini dan mengangkat trofi yang menakjubkan ini. Ini adalah turnamen terindah, lapangan terindah, dan trofi terindah."
Baca juga: Novak Djokovic tantang Alcaraz di final Wimbledon
Dengan kemenangannya selama dua jam 27 menit, Alcaraz menjadi orang kedua di Era Open yang memenangi empat final Grand Slam pertamanya -- Roger Federer memenangi tujuh final pertamanya.
Ia juga menjadi orang keenam di Era Open yang memenangi gelar ganda Roland Garros-Wimbledon di tahun yang sama, bergabung dengan Rod Laver, Bjorn Borg, Rafael Nadal, Federer dan Djokovic dalam daftar elit tersebut.
"Saya pikir berjuang, percaya," kata Alcaraz ketika ditanya tentang bagaimana dia berhasil memenangi Roland Garros dan Wimbledon berturut-turut.
"Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk menjadi bagian dari para pemain yang telah mencapai Roland Garros dan Wimbledon di tahun yang sama. Mereka adalah juara besar."
"Saya belum menganggap diri saya sebagai juara, tidak seperti mereka, namun saya akan tetap mempertahankannya, akan membangun jalan saya, perjalanan saya. Ini adalah kehormatan besar bagi saya."
Baca juga: Barbora Krejcikova juarai Wimbledon 2024
Unggulan ketiga Alcaraz menghasilkan beberapa winner berkelas di tiga set final hari Minggu, namun konsistensinya terbukti menjadi kunci kemenangannya.
Setelah mematahkan servis Djokovic dua kali pada set pertama, petenis Spanyol itu mengulangi hal tersebut pada set kedua sebelum melupakan kesalahan servisnya untuk merebut set ketiga.
Alcaraz menghasilkan serangkaian sentuhan indah di depan net sepanjang pertandingan dan melakukan servis dengan tepat dalam penampilan yang hampir sempurna.
Baca juga: Jannik Sinner juarai turnamen pertama sebagai petenis nomor 1 dunia
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024
Alcaraz kehilangan tiga poin dari kedudukan 5-4, 40/0 pada set ketiga saat Djokovic mengancam untuk mulai bangkit dari ketertinggalan. Namun, petenis Spanyol itu bertahan dengan kuat pada tie-break set ketiga untuk menyelesaikan pertandingan.
Jika kemenangan lima set Alcaraz pada 2023 melawan Djokovic adalah sebuah pencapaian epik untuk meraih gelar pertamanya di All England Club, pertemuan dalam final tahun ini didominasi oleh petenis berusia 21 tahun itu.
"Ini adalah mimpi bagi saya, memenangi trofi ini," kata Alcaraz dalam upacara penyerahan trofi, seperti disiarkan ATP.
"Dalam sebuah wawancara ketika saya berusia 11 atau 12 tahun, saya mengatakan bahwa impian saya adalah memenangi Wimbledon, jadi saya menebus impian saya."
"Saya ingin terus maju, tetapi merupakan perasaan yang luar biasa untuk bermain di lapangan yang indah ini dan mengangkat trofi yang menakjubkan ini. Ini adalah turnamen terindah, lapangan terindah, dan trofi terindah."
Baca juga: Novak Djokovic tantang Alcaraz di final Wimbledon
Dengan kemenangannya selama dua jam 27 menit, Alcaraz menjadi orang kedua di Era Open yang memenangi empat final Grand Slam pertamanya -- Roger Federer memenangi tujuh final pertamanya.
Ia juga menjadi orang keenam di Era Open yang memenangi gelar ganda Roland Garros-Wimbledon di tahun yang sama, bergabung dengan Rod Laver, Bjorn Borg, Rafael Nadal, Federer dan Djokovic dalam daftar elit tersebut.
"Saya pikir berjuang, percaya," kata Alcaraz ketika ditanya tentang bagaimana dia berhasil memenangi Roland Garros dan Wimbledon berturut-turut.
"Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk menjadi bagian dari para pemain yang telah mencapai Roland Garros dan Wimbledon di tahun yang sama. Mereka adalah juara besar."
"Saya belum menganggap diri saya sebagai juara, tidak seperti mereka, namun saya akan tetap mempertahankannya, akan membangun jalan saya, perjalanan saya. Ini adalah kehormatan besar bagi saya."
Baca juga: Barbora Krejcikova juarai Wimbledon 2024
Unggulan ketiga Alcaraz menghasilkan beberapa winner berkelas di tiga set final hari Minggu, namun konsistensinya terbukti menjadi kunci kemenangannya.
Setelah mematahkan servis Djokovic dua kali pada set pertama, petenis Spanyol itu mengulangi hal tersebut pada set kedua sebelum melupakan kesalahan servisnya untuk merebut set ketiga.
Alcaraz menghasilkan serangkaian sentuhan indah di depan net sepanjang pertandingan dan melakukan servis dengan tepat dalam penampilan yang hampir sempurna.
Baca juga: Jannik Sinner juarai turnamen pertama sebagai petenis nomor 1 dunia
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024