Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pamekasan Saifudin menyatakan sebanyak lima orang warga positif terserang difteri, bahkan satu di antaranya meninggal dunia.
"Pasien yang meninggal ini masih berusia tujuh tahun," katanya di Pamekasan, Jawa Timur, Kamis.
Difteri merupakan jenis penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Gejala jenis penyakit ini di antaranya, ada tanda rasa sakit di tenggorokan, demam, lemas hingga membengkaknya kelenjar getah bening selaput lendir.
"Dan, jika tidak tertangani, si pasien dapat meninggal dunia," katanya.
Baca juga: 46.824 anak di Kota Tangerang jadi sasaran imunisasi campak dan HPV
Penyakit Difteri ini, sambung dia, sebenarnya dapat menyerang semua kalangan. Akan tetapi yang selama ini terjadi, paling banyak pada anak-anak.
Penyakit ini sangat berbahaya karena menyerang saluran pernafasan, dan penularannya sangat cepat.
Difteri tergolong penyakit menular berbahaya dan berisiko mengancam jiwa. Orang yang terjangkit bisa berisiko menimbulkan infeksi serius, komplikasi dan berpotensi mengancam nyawa.
"Oleh sebab itu, penyakit difteri tergolong penyakit yang berpeluang fatal yang membutuhkan penanganan segera," katanya.
Berdasarkan data Dinkes Pemkab Pamekasan, kasus difteri mulai menyerang warga Pamekasan pertama kali pada awal Februari 2018.
Kala itu sebanyak 10 anak dinyatakan positif terserang penyakit difteri, akan tetapi tidak ada yang meninggal dunia, karena penanganan dilakukan dengan cepat, dan sistem deteksi dini diberlakukan dengan menerjunkan semua kader posyandu yang tersebar di 178 desa dan 11 kelurahan se-Kabupaten Pamekasan.
Baca juga: 243 siswa SDN 1Tangerang ikuti imunisasi tetanus dan difteri
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024
"Pasien yang meninggal ini masih berusia tujuh tahun," katanya di Pamekasan, Jawa Timur, Kamis.
Difteri merupakan jenis penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Gejala jenis penyakit ini di antaranya, ada tanda rasa sakit di tenggorokan, demam, lemas hingga membengkaknya kelenjar getah bening selaput lendir.
"Dan, jika tidak tertangani, si pasien dapat meninggal dunia," katanya.
Baca juga: 46.824 anak di Kota Tangerang jadi sasaran imunisasi campak dan HPV
Penyakit Difteri ini, sambung dia, sebenarnya dapat menyerang semua kalangan. Akan tetapi yang selama ini terjadi, paling banyak pada anak-anak.
Penyakit ini sangat berbahaya karena menyerang saluran pernafasan, dan penularannya sangat cepat.
Difteri tergolong penyakit menular berbahaya dan berisiko mengancam jiwa. Orang yang terjangkit bisa berisiko menimbulkan infeksi serius, komplikasi dan berpotensi mengancam nyawa.
"Oleh sebab itu, penyakit difteri tergolong penyakit yang berpeluang fatal yang membutuhkan penanganan segera," katanya.
Berdasarkan data Dinkes Pemkab Pamekasan, kasus difteri mulai menyerang warga Pamekasan pertama kali pada awal Februari 2018.
Kala itu sebanyak 10 anak dinyatakan positif terserang penyakit difteri, akan tetapi tidak ada yang meninggal dunia, karena penanganan dilakukan dengan cepat, dan sistem deteksi dini diberlakukan dengan menerjunkan semua kader posyandu yang tersebar di 178 desa dan 11 kelurahan se-Kabupaten Pamekasan.
Baca juga: 243 siswa SDN 1Tangerang ikuti imunisasi tetanus dan difteri
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024