Rumah Sakit (RS) Mandaya Royal Hospital Puri secara resmi meluncurkan pusat neuromuskular sebagai penanganan penyakit saraf dan otot pertama di Indonesia.

President Director Mandaya Hospital Group, dr. Benedictus Widaja dalam keterangan tertulis diterima di Tangerang, Sabtu menyampaikan bahwa kehadiran fasilitas ini sebagai pusat khusus penyakit saraf otot neuromuskular pertama.

"Pusat saraf dan otot ini merupakan berita baik bagi pasien yang memiliki gangguan saraf seperti kesemutan, otot berkedut, kebas, baal tapi tidak sembuh-sembuh, padahal sudah bolak balik ke dokter dan rumah sakit. Kami memiliki teknologi dan tim dokter subspesialis yang cukup langka di Indonesia untuk menangani penyakit saraf otot umum hingga langka seperti Saraf Kejepit (HNP), Migrain, ALS, Guillain Barre Syndrome, Myasthenia Gravis, FSHD yang apabila didiamkan dapat menyebabkan kelumpuhan," katanya.

Baca juga: Tangani TBC, Pemprov Banten ajak asosiasi rumah sakit kolaborasi

Widaja menjelaskan, neuromuskular merupakan pusat layanan yang berfokuskan pada penyakit-penyakit yang menyerang otot akibat adanya gangguan pada saraf di tubuh.

Hingga saat ini, penyakit neuromuskular memang belum menjadi perhatian banyak orang, karena disepelekan bahkan dianggap sebagai penyakit langka. Padahal, gejala gejala penyakit ini termasuk umum dialami dan apabila ditangani segera kelumpuhan dapat dihindari.

"Selain kebas dan kesemutan, kondisi seperti gangguan bicara, tubuh lemas terus menerus, nyeri otot tanpa sebab yang jelas, hingga kelopak mata yang turun sebelah juga bisa menandakan adanya gangguan pada otot yang disebabkan karena gangguan saraf," tutur dia.

Baca juga: Pola makan tak sehat disebut faktor utama penyakit jantung

Public Relation Director Mandaya Royal Hospital Group, Erwin Suyanto menyampaikan, bahwa tidak jarang, pengidap penyakit ini mendapatkan diagnosis yang kurang tepat karena gejalanya tidak spesifik dan mirip dengan berbagai penyakit lain.

Karena itu, keberadaan tim dokter yang betul-betul menguasai tentang gangguan yang terjadi pada saraf dan otot sangat penting dalam perjalanan penanganan neuromuskular.

"Kami beruntung dapat bekerjasama dengan Dr Luh Ari dan tim yang memiliki spesialisasi penyakit otot akibat gangguan saraf yang menyebabkan nyeri otot, kelemahan hingga kelumpuhan anggota gerak seperti tangan, kaki. Mandaya Royal Hospital Puri sangat bangga dapat menyatukan dokter spesialis otot yang sangat jarang di Indonesia dengan teknologi canggih seperti alat Advanced EMG Single Fiber, Evoked Potential Test, MRI Neuro Sensitive hingga Laboratorium Genetik DNA yang sebelumnya pasien harus ke Singapura untuk mendapatkannya, sekarang sudah bisa di Indonesia, di Mandaya dengan biaya yang jauh lebih terjangkau," tuturnya.

Baca juga: Dokter sebut sering lelah hingga rambut rontok tanda alami gejala autoimun

Seringkali orang-orang yang merasakan keluhan terkait neuromuskular, membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan diagnosis yang pasti terkait penyakitnya, biasanya sekitar 5 hingga 30 tahun.

Salah satu pasien yang ketika acara peluncuran ini menceritakan soal perjalanan dirinya sebagai pengidap Facioscapulohumeral Muscular Dystrophy (FSHD), menyebut bahwa butuh waktu 12 tahun hingga ia mengetahui diagnosis yang tepat.

Dengan adanya tim dokter dan fasilitas yang mumpuni, diharapkan para pengidap penyakit-penyakit neuromuskular bisa segera mendapatkan diagnosis yang tepat, sehingga mendapatkan terapi maupun obat-obatan yang tepat, karena akan sangat berbahaya apabila pasien mendapatkan salah diagnosa dan mendapatkan terapi pengobatan yang salah.

Tim pusat neuromuscular Mandaya Royal Hospital Puri terdiri dari 20 tim dokter spesialis saraf konsultan neurofisiologi, bedah saraf konsultan juga spesialisasi lain yang dapat membantu proses diagnosis hingga pemulihan, seperti dokter spesialis rehab medik, dokter spesialis radiologi, hingga spesialis patologi klinik dan patologi anatomi yang berperan penting dalam proses diagnosis.

Baca juga: Eka Hospital targetkan pembangunan tujuh RS baru tuntas 2027

Pada kesempatan ini, Mandaya Royal Hospital juga berkomitmen untuk membantu lebih banyak pengidap penyakit otot dan saraf lebih cepat mendapatkan diagnosis. Bekerjasama dengan Widaya Foundation, Mandaya menggelontorkan dana hingga Rp500.000.000 untuk membantu para pasien-pasien yang membutuhkan akses tes genetik langka di Indonesia.

"Dengan adanya bantuan ini, kami berharap bisa membuka akses bagi siapapun yang membutuhkan tes genetik, sehingga bisa mendapatkan penanganan segera. Kalau dulu untuk tes ini hanya bisa di luar negeri, tapi sekarang kita sudah bisa di Mandaya Indonesia dan prosesnya juga cepat, hanya ambil sampel darah saja," jelasnya.

Pusat Neuromuscular Mandaya ini merupakan bagian dari Pusat Unggulan Saraf Mandaya Royal Hospital Puri yang sudah memiliki pusat layanan Bedah Saraf & Saraf Kejepit, Pain & Migraine Center, Tumor Otak & Aneurysm Center, Cognitive & Insomnia Center hingga Pusat Perkembangan Saraf Anak.

"Ini merupakan wujud keseriusan rumah sakit yang pernah dinobatkan sebagai “Hospital of The Year” oleh Health Care Asia Awards Tahun 2023 ini dalam memberikan pelayanan terbaik terkait penyakit saraf," ujarnya.

Sebagai salah satu rumah sakit swasta yang menjadi pusat rujukan nasiona, Mandaya terus mengembangkan pelayanan terhadap para pasien, salah satunya fasilitas bagi pasien-pasien yang berasal dari luar kota, luar pulau hingga luar negeri.

"Mandaya sudah sejak lama memang punya layanan khusus untuk pasien-pasien dari luar kota. Kita punya program penjemputan khusus dari dan ke Bandara, Stasiun, atau bahkan rumah pasien. Kita juga punya penginapan khusus untuk keluarga di lantai 8, jadi jika pasiennya butuh rawat inap, keluarga yang tidak bisa ikut menginap di kamar rawat pasien, bisa tidur di fasilitas kamar khusus keluarga pasien yang kita sediakan," ungkap dia.

Baca juga: Grup Eka Hospital hadirkan pusat layanan penanganan alergi hingga autoimun

Pewarta: Azmi Syamsul Ma'arif

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024