Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan memperketat pengawasan dan pengamanan bandara dan pelabuhan sebagai langkah menjaga sumber daya kelautan dan perikanan, khususnya komoditas benih bening lobster.
"Penyelundupan benih bening lobster lebih cenderung potensi besarnya melalui bandara, meski ada juga lewat pelabuhan, seperti di Batam. Itu yang akan kita perketat," ujar Pengawas Perikanan Pangkalan PSDKP Jakarta Erwin di Tangerang, Kamis.
Erwin menuturkan pengetatan jalur penyelundupan benih lobster di bandara dan pelabuhan tersebut sangat perlu dilakukan karena saat ini masih banyak ditemukan tindakan penyelundupan terhadap sumber daya kelautan.
"Untuk negara tujuan penyelundupan benih bening lobster ini paling banyak ke Vietnam karena negara itu kebutuhan industri budi daya lobsternya terbesar," katanya.
Baca juga: Polri gagalkan penyelundupan 99 ribu benih lopster ke Vietnam
Ia mengungkapkan Vietnam menjadi negara terbesar yang membutuhkan benih lobster untuk industri budi daya dengan kemampuan teknologinya.
"Teknologi Vietnam paling mampu untuk mengembangkan 70 hingga 80 persen dari benih lobster hingga besar. Artinya, Vietnam, selain di pasaran menguasai, juga mampu dengan teknologinya. Tapi, Vietnam belum bisa mengawinkan lobster ini, hanya di Indonesia," jelasnya.
Dengan adanya hal tersebut, PSDKP sudah memiliki peta jalur-jalur penyelundupan benih bening lobster, mulai dari Banten dan Lampung yang melintasi wilayah Sumatra hingga di Jawa Barat dan Sulawesi.
"Makanya kita sedang intensifkan kerja sama dengan pihak bandara, pelabuhan, hingga kepolisian untuk memperketat penyelundupan itu," ucap dia.
Baca juga: Nelayan Lebak sambut positif Permen KP Nomor 7 Tahun 2024 soal lobster
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024
"Penyelundupan benih bening lobster lebih cenderung potensi besarnya melalui bandara, meski ada juga lewat pelabuhan, seperti di Batam. Itu yang akan kita perketat," ujar Pengawas Perikanan Pangkalan PSDKP Jakarta Erwin di Tangerang, Kamis.
Erwin menuturkan pengetatan jalur penyelundupan benih lobster di bandara dan pelabuhan tersebut sangat perlu dilakukan karena saat ini masih banyak ditemukan tindakan penyelundupan terhadap sumber daya kelautan.
"Untuk negara tujuan penyelundupan benih bening lobster ini paling banyak ke Vietnam karena negara itu kebutuhan industri budi daya lobsternya terbesar," katanya.
Baca juga: Polri gagalkan penyelundupan 99 ribu benih lopster ke Vietnam
Ia mengungkapkan Vietnam menjadi negara terbesar yang membutuhkan benih lobster untuk industri budi daya dengan kemampuan teknologinya.
"Teknologi Vietnam paling mampu untuk mengembangkan 70 hingga 80 persen dari benih lobster hingga besar. Artinya, Vietnam, selain di pasaran menguasai, juga mampu dengan teknologinya. Tapi, Vietnam belum bisa mengawinkan lobster ini, hanya di Indonesia," jelasnya.
Dengan adanya hal tersebut, PSDKP sudah memiliki peta jalur-jalur penyelundupan benih bening lobster, mulai dari Banten dan Lampung yang melintasi wilayah Sumatra hingga di Jawa Barat dan Sulawesi.
"Makanya kita sedang intensifkan kerja sama dengan pihak bandara, pelabuhan, hingga kepolisian untuk memperketat penyelundupan itu," ucap dia.
Baca juga: Nelayan Lebak sambut positif Permen KP Nomor 7 Tahun 2024 soal lobster
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024