Warga Badui memadati posko untuk menjalani pemeriksaan kesehatan gratis pada kegiatan Seba Badui yang berlangsung di Gedung Negara Provinsi Banten, Sabtu.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti, di Serang, Sabtu, mengatakan antusias masyarakat Badui sangat luar biasa dalam mengikuti kegiatan pemeriksaan kesehatan gratis ini.
"Kita sudah menyiapkan sebanyak tiga dokter dan tiga perawat, dan antusias masyarakat Badui luar biasa itu artinya kesadaran mereka akan pentingnya kesehatan sudah masuk kepada diri mereka," katanya.
Baca juga: Tradisi Seba Badui masuk 110 event terpilih program KEN 2024
Baca juga: Tradisi Seba Badui masuk 110 event terpilih program KEN 2024
Dan dari hasil pemeriksaan, 70 persen warga Badui menderita penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), dan maag.
"Hampir 70 persen warga menderita penyakit kulit, penyakit kulit tapi disertai dengan ISPA sisanya ada maag yang diakibatkan karena mereka telat makan jadi perutnya perih," katanya.
Selain itu, Ati mengaku sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dan Puskesmas di wilayah setempat untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan detail terkait penyakit yang diderita oleh warga Badui ini.
"Kenapa mereka banyak yang menderita penyakit kulit jadi kita akan pemeriksaan kondisi lingkungannya termasuk bagaimana akses sanitasi air bersih di sana, karena ini penting sekali ketika sekarang diobati tetapi lingkungannya tidak terjadi perbaikan maka tetap saja," katanya.
Baca juga: BPK Wilayah Banten gelar diskusi budaya sambut tradisi Seba Badui
Baca juga: BPK Wilayah Banten gelar diskusi budaya sambut tradisi Seba Badui
Sementara itu warga Suku Badui, Usman, mengaku telah mengecek kondisi kesehatannya karena mengeluh sakit perut di bagian ulu hati.
"Sakit di bagian perut, katanya enggak boleh kebanyakan minum kopi," katanya.
Diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan, rupanya keluhannya disebabkan oleh penyakit maag.
Dirinya mengaku merasa terbantu dengan adanya posko kesehatan gratis ini. Hal ini karena di kampung halamannya di Desa Kanekes, untuk berobat saja menghabiskan perjalan yang cukup memakan waktu lama.
"Terbantu, soalnya kalau disana mau berobat lumayan jauh, ke Puskesmas itu sekitar 50 kilometer lebih dari Kampung saya," katanya.
Baca juga: Warga Badui berkunjung ke Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama
Baca juga: Warga Badui berkunjung ke Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024