Lebak (Antara News) - Balai Benih Induk (BBI) Bojongleles Kabupaten Lebak, Banten, mencetak benih unggul bersertifikat guna menggenjot produksi pangan dan meningkatkan ekonomi masyarakat.

"Kami menargetkan semua kelompok tani dapat menggunakan benih unggul bersertifikat," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak Dede Supriatna di Lebak, Jumat.

Kelebihan benih unggul bersertifikat itu, katanya, tahan terhadap serangan hama maupun penyakit organisme penganggu tanaman (OPT) dan  menghasilkan produksi cukup tinggi.

Selain itu, katanya, permintaan pasar cenderung meningkat sehingga menguntungkan pendapatan petani.

Bahkan, katanya, produksi benih unggul bersertifikat, seperti benih Mira 1, Mira II, dan Inpari I sampai Inpari 9, kualitas berasnya cukup bagus.

Selain rasanya nasi pulen, katanya, juga beraroma serta harga di pasaran cukup bagus karena masuk kategori beras premium.

Saat ini, permintaan beras dari benih unggul bersertifikat cenderung meningkat, terutama untuk pasar DKI Jakarta.

Ia mengatakan petani tentu  mendapatkan keuntungan yang baik dengan menanam benih unggul tersebut.

"Kami minta petani pada gerakan percepatan tanam Oktober-November menggunakan benih unggul jenis benih Mira I atau Mira II," katanya.

Dede mengatakan penanaman padi benih unggul itu bagian dari penerapan hasil rekayasa teknologi sehingga perlu dioptimalkan oleh petani.

Selama ini, katanya, masih banyak ditemukan petani di Lebak menggunakan benih lokal sehingga produktivitasnya rendah dan kualitasnya kurang bagus.

Lebih parahnya lagi, kata dia, penanaman benih padi tidak bersertifikat sehingga mudah terserang hama maupun OPT.

Untuk itu, pihaknya meminta semua petani di Lebak menggunakan benih unggul bersertifikat agar mereka beroleh keuntungan yang lebih baik.

"Kami berharap BBI Bojongleles terus mengembangkan benih unggul bersertifikat lebih banyak lagi," katanya.

Kepala Balai Benih Induk (BBI) Bojongleles Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak, Romli,  mengatakan pihaknya sudah menyiapkan stok benih unggul bersertifikat sebanyak 22 ton. Jumlah itu dinilai mencukupi untuk kebutuhan tanam Oktober hingga Desember 2017.

Benih varietas padi unggul itu hasil pengembangan di lahan seluas lima hektare sehingga bisa memenuhi permintaan petani untuk gerakan tanam serentak.

Diperkirakan musim tanam serentak dilaksanakan September-Oktober karena memasuki musim hujan.

"Kami mengembangkan benih varietas unggul itu karena permintaan kelompok tani cenderung meningkat," katanya.

Ia menyebutkan usia tanam padi dengan benih varietas unggul cukup pendek, yakni antara 105 dan 110 hari.

Penggunaan benih varietas itu menguntungkan petani karena bisa menekan biaya produksi.

"Saya berharap hasil panen varietas unggul bisa dijadikan percontohan bagi petani lainya," katanya.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Tambakbaya, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Ruhyana, mengaku pada musim tanam kedua, dirinya mencoba mengembangkan varietas benih Mira I karena produktivitasnya cukup tinggi, yakni sekitar 7,5 ton gabah kering giling (GKG) dengan produksi mencapai 10 ton GKP per hektare.

"Saya yakin jika tanaman ini berhasil dipastikan petani dapat meningkat penghasilan dibandingkan jenis padi lain," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017