Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto Wiyogo mendorong generasi muda untuk memahami sejarah terhadap kebaya. 

"Penting dan utama untuk kita semua, termasuk para generasi muda untuk mengenal lebih jauh kebaya, mulai dari histori hingga latar belakangnya, dan perlu digarisbawahi bahwa sejarah kebaya ini kembali lagi kepada sejarahnya Kowani. Sejarahnya perjuangan kaum perempuan, begitupun adanya ‘Hari Ibu’ merupakan sejarah lahirnya Kowani," kata Giwo dalam keterangan yang diterima di Tangerang, Rabu.

Dia menambahkan Kowani juga pernah mengusulkan kebaya dan jamu-sebagai warisan budaya tak benda UNESCO di Perancis. Kemudian mengadakan pertemuan langsung dengan KBRI dan UNESCO. Pertemuan itu juga untuk mempererat kerja sama internasional dan kolaborasi program dengan UNESCO.

"Pada 24-26 Oktober 2023, Kowani juga telah berhasil menyelenggarakan ACWO Fair and Expo yang dihadiri lebih dari 1.300 partisipan dari ASEAN dan seluruh organisasi di Indonesia yang seluruh pesertanya mengenakan kebaya. Itu merupakan acara terbesar ACWO yang pernah dilaksanakan dalam tiga hari," katanya menambahkan.

Baca juga: Perempuan penentu keberhasilan ketahanan keluarga revolusi 4.0

Kemudian, lahirnya Kemenpppa pada 1978 juga merupakan inisiasi dari Kowani,yang mana Menteri PPPA pertama Lasiah Soetanto merupakan Ketua Umum Kowani pada periode 1973-1978.

Oleh karena itu, pada peringatan Hari Kebaya Nasional pada 24 Juli 2024, Kowani ingin seluruh organisasi, komunitas/perkumpulan penggerak budaya berkebaya turut andil berpartisipasi dan berkolaborasi dengan Kowani pada peringatan ini. 

"Kita akan menghadirkan kembali, mengenang kembali, kilas balik tepat 60 tahun lalu para perempuan Indonesia berkumpul di Istora Senayan yang  dengan bangga mengenakan kebaya, " katanya.

Dia menjelaskan tidak dapat dipungkiri pada era globalisasi, nilai-nilai kebangsaan sudah semakin tergerus. Oleh karena itu sebagai Ibu bangsa memiliki tanggung jawab untuk mempertahankan dan melestarikan simbol identitas bangsa, termasuk eksistensi dari kebaya, menggaungkan kembali nilai historis dari perjuangan perempuan.

"Jangan sekali kali melupakan sejarah atau Jas Merah, dan menjadikan kebaya sebagai salah satu wadah kreativitas yang memiliki nilai ekonomis untuk memajukan ekonomi bangsa," paparnya.

Kowani dan sejumlah komunitas kebaya juga berencana akan menggelar beberapa kegiatan, side event, seperti pameran budaya, lomba peragaan busana kebaya/fashion show, Kowani Fair, Kowani Award, dan lainnya. 

Baca juga: Jokowi sebut kebaya lambang karakter anggun masyarakat Indonesia
 

Pewarta: Achmad Irfan

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024