Serang (Antara News) - Tokoh seni dan budaya Banten, Beni Kusnandar berharap generasi muda Banten jangan melupakan budaya daerahnya, karena sudah ada kecenderungan seperti itu ditengah-tengah pesatnya pertumbuhan di Provinsi Banten.

"Dengan kemajuan zaman seperti sekarang ini, jarang menemukan remaja dengan keinginan sendiri masih peduli terhadap budaya asal daerahnya," kata Beni yang juga pemilik sanggar seni Wanda Banten di Serang, Jumat.

Beni Kusnandar mengaku prihatin dengan kondisi demikian seharusnya seni dan budaya Banten ini harus ada penerusnya, semakin banyak yang mempelajarinya maka seni dan budaya ini akan tetap lestari.

"Mungkin kalau ada seorang remaja kelahiran Banten, saya tanyakan soal seni asli dari daerahnya belum tentu bisa menjawab. Masuknya teknologi komunikasi dan internet seharusnya jangan sampai menggerus budaya sendiri," ujar Beni.

Menurut dia banyak dari generasi muda saat ini yang lebih paham budaya negara Barat ketimbang budaya daerahnya sendiri. Seharusnya ini menjadi pekerjaan rumah semua pihak, tidak saja budayawan tetapi juga pemerintah daerah dan masyarakat.

Beni yang saat ini berusia 50 tahun merupakan salah satu pemilik sanggar yang cukup terkenal di daerah Banten, yang ia beri nama sanggar Wanda Banten.

Sanggar ini merupakan inisial nama dirinya beserta sang istri, yaitu WB. Namun, Wanda sendiri berarti gaya atau kreasi. Sanggar yang didirikan pada tanggal 11 Desember 1995 ini mengajarkan akan seni tari dan musik tradisional.

"Setelah saya dan istri saya lulus dari sekolah kesenian sesuai kompetensi yang dimiliki kemudian memutuskan membuka sanggar kesenian di daerah Banten. Bermodalkan menyebarkan brosur ke setiap sekolah di daerah Banten, tanpa kami sangka banyak yang minat untuk ikut di sanggar kami," kata Beni.

Saat ini sanggar Wanda menjadi salah satu wadah untuk generasi muda mengenal akan seni dan kebudayaan nya, khususnya di daerah Banten sendiri. Tanpa adanya pungutan biaya untuk berlatih, mulai dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa berlatih tari maupun musik tradisional disana.

"Saya dan istri juga terkadang ikut melatih di sanggar. Saya dibagian musik nya, lalu istri dibagian penata tari nya. Kebutulan beberapa anak didik kami menjadi pelatih di sanggar ini dan juga ada beberapa anak SMK Kesenian Bandung yang magang disini," kata Beni.

Setelah sukses dengan membuka sanggar tari dan musik tradisional, saat ini Beni bekerja di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten serta sang istri menjadi guru kesenian di salah satu sekolah menengah pertama di Kota Serang.

Dalam memperkenalkan kebudayaan daerah, Beni mengaku tidak ada kesulitan yang besar. Namun, kesulitannya adalah generasi muda malas untuk mempelajari hal yang berhubungan akan kesenian.

"Saya selalu mengatakan pada anak didik saya, tak perlu mahir dalam kesenian, cukup terapkan ilmu yang kamu dapat agar bermanfaat bagi anak dan cucu kelak," kata Beni.

Pewarta: Delsina, Raenaldi, Ganet

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017