Serang (Antara News) - Nilai penyaluran kredit di Provinsi Banten triwulan I/2017 mencapai Rp261,19 triliun atau tumbuh 9,38 persen (yoy), tetapi dari persentase melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 10,25 persen (yoy) atau senilai Rp258,26 triliun.

Berdasarkan golongan debitur, sebanyak 58,49 persen kredit yang disalurkan ditujukan untuk sektor korporasi, sedangkan untuk kredit rumah tangga sebesar 41,48 persen, kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten Budiharto Setyawan di Serang, Senin.

Dalam kajian ekonomi dan keuangan regional Bank Indonesia, kredit modal kerja mencapai nilai Rp108,95 triliun, tumbuh 9,2 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 10,02 persen (yoy). Sedangkan kredit investasi dengan nilai Rp68,96 triliun tumbuh 4,34 persen (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 7,00 persen (yoy).

Sementara itu kredit konsumsi dengan nilai Rp83,29 triliun, tumbuh 14,18 persen (yoy) meningkat dibandingkan triwulan lalu yang tumbuh 13,43 persen (yoy).

Pangsa kredit konsumsi pada triwuan I/2017 mencapai 32 persen. Peningkatan pertumbuhan kredit konsumsi tersebut sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi konsumsi rumah tangga pada triwulan I/2017.

Secara spasial, kata Budiharto, sebagian besar kredit yang disalurkan di Provinsi Banten ditujukan ke wilayah sentra industri seperti Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Cilegon.

Ia mengatakan kredit terbesar disalurkan ke Kabupaten Tangerang dengan nilai Rp111,75 triliun atau sekitar 42,79 persen dari total kredit di Banten. Kredit ke Kabupaten tangerang tersebut mayoritas ditujukan ditujukan ke sektor industri pengolahan.

Penyaluran kredit terbesar kedua adalah kredit yang disalurkan ke Kota Tangerang mencapai Rp59,20 triliun dengan pangsa sebesar 22,67 persen. Sebagian besar kredit tersebut diberikan kepada sektor perdagangan.

Posisi ketiga terbesar penyaluran kredit adalah ke Kota Cilegon dengan nilai Rp35,59 triliun atau dengan pangsa kredit sebesar Rp13,63 persen.

Secara nominal penyaluran kredit, terdapat perbedaan yang cukup besar antara ketiga wilayah tersebut dengan wilayah lain terutama wilayah Banten bagian Selatan yaitu Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang dengan pangsa kredit masing-masing 5,92 persen dan 1,58 persen, katanya.

Dari sisi risiko, perlambatan pertumbuhan kredit diikuti membaiknya risiko kredit yang tercermin dari penurunan "non performing loan" (NPL) dari 2,35 persen menjadi 2,30 persen. Tingkat NPT tersebut masih berada pada level yang terkendali karena berada di bawah 5 persen.

Penurunan risiko kredit terutama didorong oleh menurunnya risiko kredit modal kerja dari 1,28 persen menjadi 1,18 persen. Sedangkan tingkat NPL untuk kredit konsumsi meningkat dari 1,58 persen menjadi 1,77 persen dan untuk kredit investasi relatif stabil pada 1,56 persen, kata Budiharto.

Pewarta: Ridwan Chaidir

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017