Musisi senior Digo Dz dan rekan-rekan merilis sebuah single dengan judul “Hikmat dan Bijaksana” untuk menggambarkan sosok pemimpin negeri yang diharapkan.
Digo mengungkapkan keprihatinan terhadap kondisi politik di tanah air akhir-akhir ini. Dirinya berharap ke depan ada pemimpin yang punya hikmat kebijaksanaan seperti yang tertuang dalam Pancasila seperti lagu yang dibuat.
“Kami merasa kondisi yang terjadi menggambarkan bahwa hikmat kebijaksanaan para pemimpin negeri ini sudah tergerus dan mungkin tidak ada lagi. Kami melihat banyak pemimpin kita yang sudah tidak mendengar suara hati nurani rakyat lagi. Maka kami sebagai seniman ingin menyuarakan suara hati rakyat itu,” kata Digo dalam keterangannya yang diterima di Tangerang Selasa.
Dirinya mengaku sangat peduli dengan kondisi negara saat ini. Karena itu membuat lagu berdasarkan sila-sila dari Pancasila dan mulai berpikir bahwa sila keempat cocok untuk digarap menjadi lirik tentang pemimpin yang didambakan rakyat.
Baca juga: Inovasi aplikasi SIPQURBAN Tangerang dapat penghargaan Kementan
Digo menjelaskan, sila keempat inilah yang sulit diucapkan dan dilaksanakan oleh para pemimpin di negeri ini. “Sila keempat Pancasila berbunyi kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, namun yang terjadi saat ini ada pemimpin yang gemar menyuap, melanggar aturan,” katanya.
Oleh karena itu, dengan lagu “Hikmat dan Bijaksana”, Digo Cs berharap kesadaran masyarakat bisa tergugah untuk tidak memilih pemimpin.
“Kami berharap masyarakat paham, bahwa Indonesia adalah rumah mereka, jadi mereka harus peduli. Jangan sampai kita sebagai pemilik tidak tahu, Jadi ini murni adalah sebagai sebuah pesan moral,” katanya.
Baca juga: Petani jahe wanita di Tangerang raup Rp1,5 juta per bulan
Sementara itu Moel Vallo menambahkan lagu ini untuk mewakili hati rakyat yang merasa seperti tak berada dalam rumah sendiri.
“Saat ini saya seperti tidak percaya bahwa Indonesia adalah rumah kita. Karena kalau Indonesia rumah kita, kita tahu dimana kunci rumahnya, tapi saat ini tidak demikian. Masyarakat seperti sedang dibodohi dan kita tidak tahu apa yang dikerjakan para pemimpin itu. Sebab semua seperti kamuflase. Dari sanalah tercipta lagu ini," ujarnya.
Dirinya berharap lagu ini bisa jadi refleksi bagi para Capres/Cawapres juga para Caleg. "Apakah sudah berhikmat dan bijaksana, sehingga layak dipilih menjadi pemimpin di Indonesia,” katanya.
Moel menambahkan lagi ini terinspirasi dari tokoh Wisanggeni dalam pewayangan yang terkenal bijaksana. “Ia dikenal sebagai pemberani, tegas dalam bersikap, serta memiliki kesaktian luar biasa namun juga bijaksana” katanya.
Perlu diketahui Wisanggeni adalah nama seorang tokoh pewayangan dari serial Mahabharata versi Jawa. "Wisanggeni" dikenal sebagai anak Arjuna, seorang ksatria dari Pandawa yang mempersunting Dewi Batari Dresanala, putri Batara Brama dan Dewi Saraswati.
Baca juga: Baznas Kota Tangerang raih penghargaan donasi Palestina tertinggi.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023
Digo mengungkapkan keprihatinan terhadap kondisi politik di tanah air akhir-akhir ini. Dirinya berharap ke depan ada pemimpin yang punya hikmat kebijaksanaan seperti yang tertuang dalam Pancasila seperti lagu yang dibuat.
“Kami merasa kondisi yang terjadi menggambarkan bahwa hikmat kebijaksanaan para pemimpin negeri ini sudah tergerus dan mungkin tidak ada lagi. Kami melihat banyak pemimpin kita yang sudah tidak mendengar suara hati nurani rakyat lagi. Maka kami sebagai seniman ingin menyuarakan suara hati rakyat itu,” kata Digo dalam keterangannya yang diterima di Tangerang Selasa.
Dirinya mengaku sangat peduli dengan kondisi negara saat ini. Karena itu membuat lagu berdasarkan sila-sila dari Pancasila dan mulai berpikir bahwa sila keempat cocok untuk digarap menjadi lirik tentang pemimpin yang didambakan rakyat.
Baca juga: Inovasi aplikasi SIPQURBAN Tangerang dapat penghargaan Kementan
Digo menjelaskan, sila keempat inilah yang sulit diucapkan dan dilaksanakan oleh para pemimpin di negeri ini. “Sila keempat Pancasila berbunyi kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, namun yang terjadi saat ini ada pemimpin yang gemar menyuap, melanggar aturan,” katanya.
Oleh karena itu, dengan lagu “Hikmat dan Bijaksana”, Digo Cs berharap kesadaran masyarakat bisa tergugah untuk tidak memilih pemimpin.
“Kami berharap masyarakat paham, bahwa Indonesia adalah rumah mereka, jadi mereka harus peduli. Jangan sampai kita sebagai pemilik tidak tahu, Jadi ini murni adalah sebagai sebuah pesan moral,” katanya.
Baca juga: Petani jahe wanita di Tangerang raup Rp1,5 juta per bulan
Sementara itu Moel Vallo menambahkan lagu ini untuk mewakili hati rakyat yang merasa seperti tak berada dalam rumah sendiri.
“Saat ini saya seperti tidak percaya bahwa Indonesia adalah rumah kita. Karena kalau Indonesia rumah kita, kita tahu dimana kunci rumahnya, tapi saat ini tidak demikian. Masyarakat seperti sedang dibodohi dan kita tidak tahu apa yang dikerjakan para pemimpin itu. Sebab semua seperti kamuflase. Dari sanalah tercipta lagu ini," ujarnya.
Dirinya berharap lagu ini bisa jadi refleksi bagi para Capres/Cawapres juga para Caleg. "Apakah sudah berhikmat dan bijaksana, sehingga layak dipilih menjadi pemimpin di Indonesia,” katanya.
Moel menambahkan lagi ini terinspirasi dari tokoh Wisanggeni dalam pewayangan yang terkenal bijaksana. “Ia dikenal sebagai pemberani, tegas dalam bersikap, serta memiliki kesaktian luar biasa namun juga bijaksana” katanya.
Perlu diketahui Wisanggeni adalah nama seorang tokoh pewayangan dari serial Mahabharata versi Jawa. "Wisanggeni" dikenal sebagai anak Arjuna, seorang ksatria dari Pandawa yang mempersunting Dewi Batari Dresanala, putri Batara Brama dan Dewi Saraswati.
Baca juga: Baznas Kota Tangerang raih penghargaan donasi Palestina tertinggi.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023