Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag ) Kabupaten Lebak, Banten membina sebanyak 6.000 usaha perajin gula aren guna meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat pedesaan.
"Kami terus meningkatkan mutu dan kualitas agar gula aren itu bisa bersaing pasar," kata Sutisna, seorang petugas Penyuluh Perindustrian Muda Disperindag Kabupaten Lebak di Rangkasbitung, Banten, Jumat.
Perajin gula aren di Kabupaten Lebak sekitar 6.000 usaha itu tersebar di 28 kecamatan di mana semuanya didukung bahan baku perkebunan pohon aren yang mencukupi.
Mereka petani mengembangkan perkebunan pohon aren di lahan darat dengan dataran tinggi untuk menjadikan bahan baku produksi gula aren.
Baca juga: Permintaan gula aren Cimenga Lebak untuk oleh-oleh meningkat
Baca juga: Permintaan gula aren Cimenga Lebak untuk oleh-oleh meningkat
Selama ini, produksi gula aren untuk pemanis aneka makanan dan minuman juga menjadi unggulan ekonomi masyarakat pedesaan dan diharapkan kualitasnya bisa bersaing di pasar domestik dan mancanegara.
Bahkan, pihaknya mengapresiasi gula aren dari Kabupaten Lebak itu sudah menembus pasar ekspor ke ASEAN hingga Eropa melalui perusahaan eksportir di Jakarta.
"Kami menargetkan semua para pelaku usaha kerajinan itu memiliki peralatan mesin oven untuk produksi gula aren, sehingga tidak diproduksi secara manual lagi," katanya.
Menurut dia, saat ini, produksi gula aren dari 6.000 perajin itu diperkirakan menghasilkan pendapatan ekonomi Rp4 miliar dengan produksi 200 ton per bulan dan dijual rata-rata Rp20 ribu per kilogram.
Produksi gula aren di Kabupaten Lebak dilirik pasar domestik, karena memiliki keunggulan di antaranya organik, beraroma, manis, tahan lama dan menyehatkan.
Baca juga: Pelaku UMKM gula aren Lebak tumbuhkan ekonomi pedesaan
Baca juga: Pelaku UMKM gula aren Lebak tumbuhkan ekonomi pedesaan
Produksi gula aren Kabupaten Lebak, selain dipasarkan di Banten juga Jawa Barat dan DKI Jakarta, karena memiliki keunggulan itu. Bahkan juga banyak pabrik-pabrik dan pelaku UMKM minuman dan makanan menggunakan gula aren itu.
"Kami terus mendorong gula aren itu menjadi produk unggulan daerah," katanya.
Rohman (45) seorang perajin gula aren warga Desa Cijaku Kabupaten Lebak mengatakan pihaknya kini sudah mampu memproduksi 5 ton per bulan setelah menerima bantuan mesin oven dari pemerintah daerah. Sebelumnya dikelola secara tradisional sehingga menghasilkan produksi 2 ton per bulan.
"Kami sangat terimakasih atas bantuan peralatan mesin oven sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga," katanya menjelaskan.
Baca juga: Pembangunan alun-alun di Kota Tangerang dorong pertumbuhan UMKM
Baca juga: Pembangunan alun-alun di Kota Tangerang dorong pertumbuhan UMKM
Sementara itu, Ahmad (45) seorang penjual produk aneka makanan tradisional mengatakan selama ini permintaan gula aren meningkat dari 50 kilogram kini menjadi 100 kilogram per hari.
Jika terjual 100 kilogram dengan harga Rp20 ribu/ kilogram maka bisa menghasilkan omzet pendapatan Rp2 juta/ hari.
"Kami sudah 15 tahun berjualan gula aren hingga kini masih bertahan dan bisa membangun rumah serta menyekolahkan dua anaknya di sekolah perawat," kata Ahmad.
Baca juga: Bupati Tangerang sebut UMKM berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi
Baca juga: Bupati Tangerang sebut UMKM berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023