Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten melakukan pengecekan dan pengujian laboratorium terkait dengan kandungan dan baku mutu air irigasi Desa Talagasari, Kecamatan Cikupa yang diduga tercemar oleh limbah pabrik cokelat.
"Kita sudah ambil sampel dan sekarang kita masih tunggu hasil uji laboratorium baku mutunya," kata Kepala Bidang Bina Hukum dan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLHK Kabupaten Tangerang Ari Marogo di Tangerang, Rabu.
Dia menjelaskan hasil pemeriksaan laboratorium menjadi dasar mengidentifikasi lebih lanjut terkait dengan dugaan pencemaran aliran irigasi pertanian tersebut.
"Kalau hasil lab laporan per semester dari perusahaan memang sudah ada. Tetapi kita akan minta lagi per tiga bulannya sebagai pengecekan lebih tepat," katanya.
Baca juga: Pencemaran limbah coklat pengaruhi hasil pertanian di Tangerang
Dia mengatakan aliran irigasi hasil pembuangan limbah pabrik cokelat itu diketahui memang sering lama dilakukan. Oleh karena hal tersebut sudah mendapat izin pihak kawasan dan desa setempat.
Namun, kata dia, kondisi itu belum bisa dinilai sudah sesuai prosedur aturan lingkungan, sebab air limbah tidak mengalir secara normal.
"Memang di belakang pabrik sudah ada saluran, kita cek juga sudah sesuai baku mutunya. Tetapi karena musim kemarau aliran itu tidak ngalir secara normal," ujar dia.
Dia menjelaskan proses mengecek setiap kegiatan produksi, mulai secara pengelolaan awal hingga menjadi limbah serta pemeriksaan di seluruh area pabrik itu.
DLHK Kabupaten Tangerang tidak menemukan pelanggaran yang cukup signifikan, hanya saja proses pembuangan limbah akhir tidak secara maksimal.
Baca juga: DLHK Tangerang cek dugaan pencemaran pada industri pengelolaan coklat
Sebelumnya, petani Desa Talagasari, Kecamatan Cikupa mengeluhkan tingginya tingkat kontaminasi limbah pabrik cokelat milik PT Federal Food Internusa yang berdampak terhadap hasil panen pertanian di wilayah setempat.
"Soal pencemaran air limbah cokelat ini memang sudah lama terjadi. Dan ini sudah kita keluhkan ke perusahaan, tapi tidak ada tanggapan. Selama ini saya terpaksa juga memanfaatkan air limbah ini karena di musim kemarau sudah tidak ada sumber air lagi yang bisa dimanfaatkan," ucap salah satu petani sayur M Rohman (50).
Dugaan pencemaran limbah cokelat terhadap aliran irigasi pertanian itu sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu. Pada lima tahun lalu, dirinya sudah merasakan dampak dari pencemaran limbah pabrik tersebut.
Pencemaran limbah yang langsung berdampak terhadap lahan pertanian itu, juga mengakibatkan pencemaran air galian warga di dekat aliran sungai setempat.
Di lokasi pabrik pengelolaan cokelat itu, terlihat aliran irigasi di sekitarnya dipenuhi busa dengan berwarna hitam pekat. Bahkan, dari limbah tersebut mengandung bau tak sedap hingga mengganggu pernapasan.
Di sekitar bangunan pabrik, terlihat juga kandungan seperti minyak yang mengakibatkan rumput dan tumbuhan di sekitar irigasi mati.
Baca juga: Polisi tangkap pelaku KDRT di Cisoka Tangerang
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023
"Kita sudah ambil sampel dan sekarang kita masih tunggu hasil uji laboratorium baku mutunya," kata Kepala Bidang Bina Hukum dan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLHK Kabupaten Tangerang Ari Marogo di Tangerang, Rabu.
Dia menjelaskan hasil pemeriksaan laboratorium menjadi dasar mengidentifikasi lebih lanjut terkait dengan dugaan pencemaran aliran irigasi pertanian tersebut.
"Kalau hasil lab laporan per semester dari perusahaan memang sudah ada. Tetapi kita akan minta lagi per tiga bulannya sebagai pengecekan lebih tepat," katanya.
Baca juga: Pencemaran limbah coklat pengaruhi hasil pertanian di Tangerang
Dia mengatakan aliran irigasi hasil pembuangan limbah pabrik cokelat itu diketahui memang sering lama dilakukan. Oleh karena hal tersebut sudah mendapat izin pihak kawasan dan desa setempat.
Namun, kata dia, kondisi itu belum bisa dinilai sudah sesuai prosedur aturan lingkungan, sebab air limbah tidak mengalir secara normal.
"Memang di belakang pabrik sudah ada saluran, kita cek juga sudah sesuai baku mutunya. Tetapi karena musim kemarau aliran itu tidak ngalir secara normal," ujar dia.
Dia menjelaskan proses mengecek setiap kegiatan produksi, mulai secara pengelolaan awal hingga menjadi limbah serta pemeriksaan di seluruh area pabrik itu.
DLHK Kabupaten Tangerang tidak menemukan pelanggaran yang cukup signifikan, hanya saja proses pembuangan limbah akhir tidak secara maksimal.
Baca juga: DLHK Tangerang cek dugaan pencemaran pada industri pengelolaan coklat
Sebelumnya, petani Desa Talagasari, Kecamatan Cikupa mengeluhkan tingginya tingkat kontaminasi limbah pabrik cokelat milik PT Federal Food Internusa yang berdampak terhadap hasil panen pertanian di wilayah setempat.
"Soal pencemaran air limbah cokelat ini memang sudah lama terjadi. Dan ini sudah kita keluhkan ke perusahaan, tapi tidak ada tanggapan. Selama ini saya terpaksa juga memanfaatkan air limbah ini karena di musim kemarau sudah tidak ada sumber air lagi yang bisa dimanfaatkan," ucap salah satu petani sayur M Rohman (50).
Dugaan pencemaran limbah cokelat terhadap aliran irigasi pertanian itu sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu. Pada lima tahun lalu, dirinya sudah merasakan dampak dari pencemaran limbah pabrik tersebut.
Pencemaran limbah yang langsung berdampak terhadap lahan pertanian itu, juga mengakibatkan pencemaran air galian warga di dekat aliran sungai setempat.
Di lokasi pabrik pengelolaan cokelat itu, terlihat aliran irigasi di sekitarnya dipenuhi busa dengan berwarna hitam pekat. Bahkan, dari limbah tersebut mengandung bau tak sedap hingga mengganggu pernapasan.
Di sekitar bangunan pabrik, terlihat juga kandungan seperti minyak yang mengakibatkan rumput dan tumbuhan di sekitar irigasi mati.
Baca juga: Polisi tangkap pelaku KDRT di Cisoka Tangerang
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023