Maraknya pembangunan komplek perumahan di Lebak, Banten membuat sejumlah perajin kursi bambu ketiban berkah karena membuat permintaan cenderung meningkat.
"Kami bisa memenuhi permintaan kursi bambu sebanyak 10 set dengan harga Rp600 ribu per set, sehingga total menghasilkan pendapatan ekonomi Rp6 juta per minggu. Padahal, sebelumnya hanya dua set per minggu sebesar Rp1,2 juta," kata Abdurahman (60), seorang perajin warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Rabu.
 
Produksi kursi bambu itu per set terdiri dari dua kursi dan satu meja dengan harga Rp600 ribu ditempat, sedangkan biaya transportasi itu dibebankan ke konsumen.
 
Kebanyakan permintaan kursi bambu itu dari wilayah Rangkasbitung, Maja dan Cibadak Kabupaten Lebak, karena banyak pengembang properti perumahan.
 
Para konsumen itu lebih memilih kursi bambu, selain harganya murah juga antik dan memiliki nilai seni serta tahan rusak.

Baca juga: Disnaker Lebak maksimalkan investor lokal untuk tekan pengangguran
 
Saat ini, kata dia, kursi bambu menjadi tren di komplek perumahan-perumahan sehingga permintaan konsumen cenderung meningkat.
 
"Kami tentu merasa kewalahan melayani permintaan konsumen itu," katanya menjelaskan.
 
Begitu pula Ahmad (55) perajin kursi bambu warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak yang mengaku permintaan konsumen meningkat sejak setahun terakhir.
 
Namun, perajin bambu membatasi jumlah pesanan maksimal 10 set per minggu akibat keterbatasan tenaga juga peralatan. Sedangkan, jumlah perajin kursi bambu di Rangkasbitung bisa dihitung jari tangan.
 
"Kami merasa terbantu ekonomi keluarga karena adanya peningkatan konsumen dan bisa menghasilkan uang Rp24 juta per bulan," katanya menjelaskan.

Baca juga: UMKM kerajinan dompet di Lebak kembali berproduksi
 
Eliyah (30) warga Perumahan Maja Kabupaten Lebak mengatakan dirinya membeli kursi bambu melalui online yang ada di perajin Rangkasbitung, karena modelnya cukup bagus dan unik.
 
"Kami membeli di perajin Rp600 per set dan ditambah uang transportasi Rp300 ribu, sehingga total Rp900 ribu," kata Eliyah.
 
Sementara itu, Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Imam Suangsa mengatakan pelaku UMKM produksi kursi bambu hanya puluhan unit usaha dengan penyerahan tenaga kerja sekitar 300 orang.
 
Selama ini, omzet kerajinan bambu di daerah ini mencapai ratusan juta rupiah per bulan.
 
"Kami terus mengembangkan usaha kerajinan dengan memberikan pelatihan dan permodalan agar pertumbuhan ekonomi masyarakat lebih baik sehingga bisa mengatasi kemiskinan ekstrem," katanya menjelaskan.

Baca juga: Kain tenun Badui dipamerkan pada pameran Asta Karya Nusa Pesona

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023