Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Banten segera menaikkan status tanggap darurat bencana kekeringan di wilayah setempat dampak dari musim kemarau panjang.

"Dari hasil pantauan BMKG, ini sudah masuk kekeringan dan layak membuat surat penerapan penetapan darurat bencana. Terlebih, dampaknya sudah meluas dan itu sedang kita bahas dengan bagian hukum terkait SK Bupati-nya," kata Kepala BPBD Kabupaten Tangerang Ujat Sudrajat di Tangerang, Kamis.

Menurut dia, keputusan tanggap darurat bencana itu bakal ditetapkannya atas situasi kondisi di sejumlah kecamatan dan desa di daerah itu terdampak fenomena El Nino. Sehingga, mengakibatkan adanya bencana kekeringan dan krisis air bersih yang mengakibatkan pada kondisi sosial ekonomi dan kesehatan masyarakat terganggu.

Baca juga: BPBD Tangerang mulai distribusi air bersih ke wilayah terdampak kekeringan

"Potensi warga yang mengalami krisis air bersih bertambah, karena kekeringan diprediksi masih panjang. Walaupun nanti datang musim hujan skalanya masih di bawah normal," katanya.

Ia menyebutkan, dalam satu desa di lingkup kecamatan sampai 100 hingga 200 kepala keluarga (KK). Jumlah korban yang terdampak bencana kekeringan tersebut, dapat diprediksi bisa mencapai ribuan KK menjadi korban.

"Analoginya, bila satu desa sudah 200 KK (terdampak krisis air bersih, Red) maka bila dikalikan 11 kecamatan mencapai 2.200 KK. Jadi memang jumlahnya ribuan," ujarnya.

Ia menyatakan, kemarau dan kekeringan akibat fenomena El Nino ini menurut prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) berlangsung September-November 2023.

"Kami sudah koordinasi dengan BMKG dan prediksinya kemarau ini akan panjang," ungkap dia.

Baca juga: 206 kebakaran terjadi di Tangerang selama musim kemarau
 

Pewarta: Azmi Syamsul Ma'arif

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023