Kawasan Bandar Udara Syamsudin Noor Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mulai diselimuti kabut asap, sehingga mengganggu penerbangan di bandara internasional yang terletak di Kota Banjarbaru ini.
Stakeholder Relation Manager PT Angkasa Pura I Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin Iwan Risdianto, di Banjarbaru, Selasa, mengatakan ada tujuh penerbangan pagi yang mengalami keterlambatan akibat kabut asap.
"Ada tujuh penerbangan pagi yang tidak bisa berangkat sesuai jadwal mulai dari pukul 06.00 WITA hingga pukul 08.00 WITA, karena sebaran kabut asap menyelimuti landasan pacu pesawat," ujarnya.
Iwan menyebutkan, tujuh jadwal penerbangan mengalami penundaan, yakni Garuda tujuan Jakarta, Lion Air ke Surabaya dan Jakarta, Super Air Jet ke Jakarta dan Surabaya, Citilink ke Jakarta, dan Wings Air ke Balikpapan.
Baca juga: KTT ASEAN dipastikan tak pengaruhi penerbangan di Bandara Soetta
Menurut Iwan, jarak pandang di landasan pacu sejak pagi pukul 06.00 WITA hingga pukul 06.30 WITA berkisar 300 meter hingga 500 meter dan tidak memenuhi syarat, sehingga penerbangan ditunda.
"Menjelang pukul 07.30 WITA jarak pandang mulai naik, sehingga satu persatu pesawat sudah bisa terbang sesuai rute dan terakhir pukul 08.06 WITA pesawat Garuda ke Jakarta sudah berangkat," katanya lagi.
Dia menyebutkan, sebaran kabut asap yang menyelimuti landasan pacu dan membatasi jarak pandang itu memiliki potensi mengganggu penerbangan, sehingga ditunda demi keselamatan penumpang dan awak pesawat.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia pada Minggu (3/9).
Situs BMKG, menyatakan agar masyarakat mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.
BMKG menyampaikan rendahnya curah hujan dan peningkatan suhu udara dapat memicu potensi mudahnya kebakaran hutan/lahan.
BMKG juga mengimbau masyarakat agar tidak melakukan pembakaran lahan untuk tujuan apa pun.
Baca juga: Karhutla diperkirakan masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023
Stakeholder Relation Manager PT Angkasa Pura I Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin Iwan Risdianto, di Banjarbaru, Selasa, mengatakan ada tujuh penerbangan pagi yang mengalami keterlambatan akibat kabut asap.
"Ada tujuh penerbangan pagi yang tidak bisa berangkat sesuai jadwal mulai dari pukul 06.00 WITA hingga pukul 08.00 WITA, karena sebaran kabut asap menyelimuti landasan pacu pesawat," ujarnya.
Iwan menyebutkan, tujuh jadwal penerbangan mengalami penundaan, yakni Garuda tujuan Jakarta, Lion Air ke Surabaya dan Jakarta, Super Air Jet ke Jakarta dan Surabaya, Citilink ke Jakarta, dan Wings Air ke Balikpapan.
Baca juga: KTT ASEAN dipastikan tak pengaruhi penerbangan di Bandara Soetta
Menurut Iwan, jarak pandang di landasan pacu sejak pagi pukul 06.00 WITA hingga pukul 06.30 WITA berkisar 300 meter hingga 500 meter dan tidak memenuhi syarat, sehingga penerbangan ditunda.
"Menjelang pukul 07.30 WITA jarak pandang mulai naik, sehingga satu persatu pesawat sudah bisa terbang sesuai rute dan terakhir pukul 08.06 WITA pesawat Garuda ke Jakarta sudah berangkat," katanya lagi.
Dia menyebutkan, sebaran kabut asap yang menyelimuti landasan pacu dan membatasi jarak pandang itu memiliki potensi mengganggu penerbangan, sehingga ditunda demi keselamatan penumpang dan awak pesawat.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia pada Minggu (3/9).
Situs BMKG, menyatakan agar masyarakat mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.
BMKG menyampaikan rendahnya curah hujan dan peningkatan suhu udara dapat memicu potensi mudahnya kebakaran hutan/lahan.
BMKG juga mengimbau masyarakat agar tidak melakukan pembakaran lahan untuk tujuan apa pun.
Baca juga: Karhutla diperkirakan masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023