Perusahaan di bidang pertanian dan perlindungan tanaman, Syngenta Indonesia menyatakan komitmennya untuk mendukung petani menyediakan benih unggul ditengah-tengah isu perubahan iklim.
"Kami memiliki komitmen dan perhatian yang besar terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi petani dan melakukan inovasi berkelanjutan guna menemukan dan memberikan solusi yang terbaik," kata Seed Business Head Syngenta Indonesia, Fauzi Tubat dalam keterangan tertulis, Senin.
Langkah tersebut telah dilakukan perusahaan selama dua puluh tahun bersama petani-petani di Indonesia menghadapi berbagai tantangan tersebut termasuk perubahan iklim yang saat ini juga menghantui para petani.
Baca juga: Dukung ketahanan pangan, Syngenta wujudkan ekosistem pertanian
"Tahun lalu kami berhasil memenuhi permintaan yang tinggi terhadap benih jagung kami. Hal ini menunjukkan tingginya kepercayaan petani terhadap benih berkualitas yang kami hasilkan. Sebagai market leader, kami yakin akan terus dapat melayani petani dengan baik dengan produk-produk benih yang berkualitas dan berproduktivitas tinggi," tutur Fauzi.
Penggunaan benih unggul berkualitas menjadi kunci peningkatan produktivitas petani jagung nasional.
Hal ini disampaikan Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional, Yadi Sofyan Noor ketika berkunjung ke pusat pemrosesan benih Syngenta Seed Indonesia di Pasuruan, Jawa Timur bersama ratusan petani yang menjadi anggotanya.
Hadir juga dalam kunjungan itu Ketua KTNA Provinsi dan Ketua KTNA Kabupaten Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Penggunaan benih jagung unggul berkualitas adalah salah satu kunci peningkatan produktivitas jagung nasional selain akses terhadap benih unggul itu sendiri. Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk petani karena dapat mengenal dan mengakses benih unggul guna meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani,” tutur Yadi.
Hal itu senada dengan hasil analisis produktivitas jagung yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021. Berdasarkan analisis tersebut, varietas jagung unggul/hibrida potensi hasilnya jauh lebih tinggi dibanding varietas lainnya, yaitu sekitar 6,2 ton/ha (kadar air 14%) dibanding varietas jagung non hibrida sekitar 3,6 ton/ha. Tak heran jika lebih dari 75% petani jagung di Indonesia saat ini telah menanam benih hibrida di lahan pertanian mereka.
Hasil analisis produktivitas jagung yang dilakukan BPS tersebut juga menemukan data bahwa rata-rata produktivitas jagung nasional sebesar 5,7 ton/ha (kadar air 14%). Berdasarkan tingkat produktivitas, Pulau Jawa cenderung memiliki rata-rata produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan luar Pulau Jawa.
Baca juga: Syngenta luncurkan fasilitas benih jagung dan toko daring resmi
"Syngenta memiliki komitmen dan perhatian yang besar terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi petani dan melakukan inovasi berkelanjutan guna menemukan dan memberikan solusi yang terbaik. Hal ini telah dilakukan perusahaan selama dua puluh tahun bersama petani-petani di Indonesia menghadapi berbagai tantangan tersebut termasuk perubahan iklim yang saat ini juga menghantui para petani. Tahun lalu kami berhasil memenuhi permintaan yang tinggi terhadap benih jagung kami. Hal ini menunjukkan tingginya kepercayaan petani terhadap benih berkualitas yang kami hasilkan. Sebagai market leader, kami yakin akan terus dapat melayani petani dengan baik dengan produk-produk benih yang berkualitas dan berproduktivitas tinggi," tutur Fauzi.
Salah satu inovasi yang dihasilkan Syngenta Indonesia adalah varietas jagung unggul dengan benih teknologi terkini yang telah lama ditunggu petani dengan nama merk NK Pendekar Sakti, NK Sumo Sakti, dan NK Perkasa Sakti. Syngenta adalah perusahaan pertama yang meluncurkan benih jagung dengan keunggulan ganda yang akan membantu petani mengatasi permasalahan budidaya jagung.
“Kami optimistis melalui alih teknologi dan inovasi yang secara berkelanjutkan dilakukan oleh perusahaan dapat membantu meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani di Indonesia. Kami memiliki komitmen kuat mendukung ketersediaan dan akses benih unggul berkualitas ini untuk petani,” tutup Fauzi.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023
"Kami memiliki komitmen dan perhatian yang besar terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi petani dan melakukan inovasi berkelanjutan guna menemukan dan memberikan solusi yang terbaik," kata Seed Business Head Syngenta Indonesia, Fauzi Tubat dalam keterangan tertulis, Senin.
Langkah tersebut telah dilakukan perusahaan selama dua puluh tahun bersama petani-petani di Indonesia menghadapi berbagai tantangan tersebut termasuk perubahan iklim yang saat ini juga menghantui para petani.
Baca juga: Dukung ketahanan pangan, Syngenta wujudkan ekosistem pertanian
"Tahun lalu kami berhasil memenuhi permintaan yang tinggi terhadap benih jagung kami. Hal ini menunjukkan tingginya kepercayaan petani terhadap benih berkualitas yang kami hasilkan. Sebagai market leader, kami yakin akan terus dapat melayani petani dengan baik dengan produk-produk benih yang berkualitas dan berproduktivitas tinggi," tutur Fauzi.
Penggunaan benih unggul berkualitas menjadi kunci peningkatan produktivitas petani jagung nasional.
Hal ini disampaikan Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional, Yadi Sofyan Noor ketika berkunjung ke pusat pemrosesan benih Syngenta Seed Indonesia di Pasuruan, Jawa Timur bersama ratusan petani yang menjadi anggotanya.
Hadir juga dalam kunjungan itu Ketua KTNA Provinsi dan Ketua KTNA Kabupaten Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Penggunaan benih jagung unggul berkualitas adalah salah satu kunci peningkatan produktivitas jagung nasional selain akses terhadap benih unggul itu sendiri. Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk petani karena dapat mengenal dan mengakses benih unggul guna meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani,” tutur Yadi.
Hal itu senada dengan hasil analisis produktivitas jagung yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021. Berdasarkan analisis tersebut, varietas jagung unggul/hibrida potensi hasilnya jauh lebih tinggi dibanding varietas lainnya, yaitu sekitar 6,2 ton/ha (kadar air 14%) dibanding varietas jagung non hibrida sekitar 3,6 ton/ha. Tak heran jika lebih dari 75% petani jagung di Indonesia saat ini telah menanam benih hibrida di lahan pertanian mereka.
Hasil analisis produktivitas jagung yang dilakukan BPS tersebut juga menemukan data bahwa rata-rata produktivitas jagung nasional sebesar 5,7 ton/ha (kadar air 14%). Berdasarkan tingkat produktivitas, Pulau Jawa cenderung memiliki rata-rata produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan luar Pulau Jawa.
Baca juga: Syngenta luncurkan fasilitas benih jagung dan toko daring resmi
"Syngenta memiliki komitmen dan perhatian yang besar terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi petani dan melakukan inovasi berkelanjutan guna menemukan dan memberikan solusi yang terbaik. Hal ini telah dilakukan perusahaan selama dua puluh tahun bersama petani-petani di Indonesia menghadapi berbagai tantangan tersebut termasuk perubahan iklim yang saat ini juga menghantui para petani. Tahun lalu kami berhasil memenuhi permintaan yang tinggi terhadap benih jagung kami. Hal ini menunjukkan tingginya kepercayaan petani terhadap benih berkualitas yang kami hasilkan. Sebagai market leader, kami yakin akan terus dapat melayani petani dengan baik dengan produk-produk benih yang berkualitas dan berproduktivitas tinggi," tutur Fauzi.
Salah satu inovasi yang dihasilkan Syngenta Indonesia adalah varietas jagung unggul dengan benih teknologi terkini yang telah lama ditunggu petani dengan nama merk NK Pendekar Sakti, NK Sumo Sakti, dan NK Perkasa Sakti. Syngenta adalah perusahaan pertama yang meluncurkan benih jagung dengan keunggulan ganda yang akan membantu petani mengatasi permasalahan budidaya jagung.
“Kami optimistis melalui alih teknologi dan inovasi yang secara berkelanjutkan dilakukan oleh perusahaan dapat membantu meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani di Indonesia. Kami memiliki komitmen kuat mendukung ketersediaan dan akses benih unggul berkualitas ini untuk petani,” tutup Fauzi.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023