Serang (Antara News) - Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten mengatakan bahwa kinerja sektor perbankan di Banten pada triwulan-III 2015 tumbuh dalam kondisi membaik yang ditunjukkan oleh peningkatan aset, dana pihak ketiga dan penyaluran kredit.
   
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten Budiharto Setyawan di Serang, Rabu, menyebutkan aset perbankan tumbuh positif sebesar 8,34 persen (yoy), penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 8,51 persen (yoy) dan penyaluran kredit tumbuh 15,97 persen (yoy).
  
Aset perbankan pada triwulan-III 2015 tercatat Rp148,26 triliun, sedikit lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang mencapai Rp143,88 triliun. "Perlambatan aset tersebut terjadi baik pada perbankan konvensional maupun perbankan syariah," kata Budiharto.

Sementara itu total DPK yang dihimpun Perbankan di wilayah Banten pada periode laporan mencapai nilai Rp128,6 triliun dengan pertumbuhan sebesar 8,51 persen (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 7,61 persen (yoy).

Ia mengatakan pertumbuhan DPK terutama didorong oleh pertumbuhan penghimpunan dan perbankan konvensional yang tumbuh 8,39 persen (yoy) dengan nilai mencapai Rp122,12 triliun, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 7,43 persen (yoy).

Sementara itu penghimpunan dan pada perbankan syariah mengalami perlambatan yaitu dari 11,63 persen (yoy) pada triwulan lalu menjadi 11,17 persen dengan nilai Rp5,75 triliun. Kontribusi perbankan syariah terhadap total penghimpunan DPK adalah 4,9 persen, relatif stabil dibanding periode sebelumnya.

Berdasarkan jenis simpanan, struktur DPK di Provinsi Banten didominasi oleh deposito dengan pangsa sebesar 42,70 persen, diikuti tabungang dan giro dengan kontribusi masing-masing 32,97 persen dan 24,34 persen.

Pada perkembangan kredit, Budiharto mengatakan total nilai kredit berdasarkan lokasi proyek yang disalurkan ke Banten mencapai Rp229,06 triliun. Nilai tersebut meningkat 15,97 persen (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 13,92 persen (yoy).

"Kredit modal kerja masih mendominasi penyaluran kredit dengan pangsa 43,74 persen, diikuti kredit konsumsi dan kredit investasi dengan pangsa masing-masing 29,70 persen dan 26,56 persen," katanya.
    
Pertumbuhan kredit didorong oleh peningkatana kredit modal kerja dan kredit investasi. Kredit modal kerja tumbuh 23,66 persen (yoy), meningkat dari triwulan lalu sebesar 19,40 persen (yoy).

Kredit investasi, kata Budiharto, juga mengalami peningkatan pertumbuhan dari 6,97 persen (yoy) menjadi 9,33 persen (yoy). Sementara kredit konsumsi mengalami perlambatan pertumbuhan dari 13,10 persen (yoy) menjadi 11,79 persen (yoy).

Peningkatan kredit modal kerja dikontribusi oleh tumbuhnya kredit modal kerja kepada korporasi yang mendominasi penyaluran kredit dengan pangsa sebara 77,84 persen. Kredit modal kerja kepada korporasi tumbuh 23,64 persen (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar 17,64 persen (yoy).

Pertumbuhan kredit modal kerja sejalan dengan pertumbuhan ekonomi banten yang lebih baik dibanding periode sebelumnya yaitu 5 persen (yoy) menjadi 5,18 persen (yoy), kata Budiharto.

Sementara itu perlambatan yang terjadi pada kredit konsumsi terutama didorong oleh penurunan konsumsi yang dilakukan rumah tangga yang juga terlihat dari peningkat pertumbuhan tabungan masyarakat pada triwulan II dan III 2015.

Budiharto menambahkan tingkat risiko kredit yang dicerminkan oleh non performing loan (NPL) secara umum mengalami kenaikan dari 2,13 persen menjadi 2,47 persen.

"Peningkatan tingkat NPL ini didorong oleh peningkatan tingkat NPL seluruh jenis penggunaan kredit yaitu kredit modal kerja dari 2,88 persen menjadi 3,25 persen, kredit investasi dari 1,68 persen menjadi 2,25 persen dan kredit konsumsi dari 1,47 persen menjadi 1,53 persen," kata Budiharto.

Pewarta: Ridwan Chaidir

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015