Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Banten, Rahmat mengajak petani setelah panen agar kembali cepat melakukan gerakan tanam serentak pada Januari-Februari 2023 guna mendukung program swasembada pangan dan peningkatan ekonomi masyarakat.

"Kami minta petani agar melakukan gerakan percepatan tanam padi setelah panen itu," kata Rahmat di Lebak, Selasa.

Baca juga: Stabilkan Harga Beras, Bulog Lebak - Pandeglang Luncurkan Program SPHP

Menurutnya, selama ini gerakan percepatan tanam serentak tentu manfaatnya cukup besar, selain musim panen merata juga dapat terhindar dari serangan hama, katanya.

Ajakan Dinas Pertanian ini disambut  sejumlah petani Kabupaten Lebak, Banten melakukan gerakan percepatan tanam untuk mendukung program swasembada pangan dan peningkatan ekonomi masyarakat di daerah itu.
 
"Gerakan percepatan tanam itu cukup diuntungkan menyusul curah hujan relatif tinggi sehingga dapat memenuhi persediaan air,"kata Madropi (55) seorang petani Cibadak Kabupaten Lebak.
 
Pelaksanaan percepatan tanam padi di wilayah nya di Blok Cimenteng Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak sudah berlangsung 11 hari setelah tanam (HST).
 
Mereka petani di sini pada awal tahun 2023 memasuki musim panen, sehingga cepat kembali dilakukan gerakan tanam.
 
Apalagi, kata dia, di daerah ini sejak dua pekan terakhir hampir setiap hari dilanda hujan dengan intensitas sedang dan ringan.
 
"Kami dan petani di sini melakukan gerakan percepatan tanam seluas 170 hektare masih mengandalkan curah hujan dan jika kemarau areal persawahan tidak ditanami tanaman," kata Madropi.
 
Menurut dia, gerakan percepatan tanam yang dilakukan bulan Januari itu dipastikan panen awal April 2023.
 
Sebab, petani di sini menanam padi menggunakan benih Infari 32 yang bersertifikat unggul dengan masa panen sekitar 110 hari setelah tanam.
 
Selama ini, ujar dia, benih padi bersertifikat unggul dapat menguntungkan usaha petani pangan, karena produktivitasnya tinggi juga tahan terhadap serangan hama.
 
"Kami panen awal 2023 bisa mencapai produktivitas enam ton gabah kering pungut/hektare dan jika dikonversi menjadi beras sebanyak lima ton. Jika harga beras itu dijual Rp10.000/kg maka bisa menghasilkan pendapatan Rp50 juta/hektare,"katanya menjelaskan.

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023