Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang mengajukan bantuan ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten untuk para petani yang lahan sawahnya terdampak banjir akibat cuaca ekstrem.

"Untuk bantuan, kami akan mencoba mengusulkan ke Provinsi Banten berupa benih padi sebagai pengganti rugi," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang, Asep Jatnika di Tangerang, Jumat.

Baca juga: Disperindag: Kenaikan harga pangan di Kabupaten Tangerang akibat cuaca buruk

Ia mengatakan para petani di Kabupaten Tangerang yang area sawahnya terendam banjir kini sedang dilakukan pendataan, sehingga dapat diketahui berapa banyak yang akan diberi bantuan benih dalam membantu petani meringankan kerugiannya.

"Petugas kami baik penyuluh pertanian dan Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan masih melakukan pendataan dan pemantauan kondisi terkini," ujarnya.

Ia juga mengungkapkan hingga saat ini Dinas Pertanian Kabupaten Tangerang masih  melakukan pencatatan terhadap luas lahan sawah yang terdampak banjir tersebut.

"Untuk yang terdata ada 24 hektare. Tapi kemungkinan masih ada beberapa wilayah di kecamatan yang terkena banjir," ujarnya.

Sementara itu, lanjut dia, nilai total kerugian yang dialami para petani dari dampak banjir itu belum bisa dipastikan berapa jumlah nilai totalnya.

"Kalau nilai kerugian belum dapat dianalisa secara keseluruhan. Karena ada terkait perhitungan secara teknis berdasarkan musim tanam," ungkapnya.

Hingga saat ini pemerintah setempat mencatat seluas 24 hektare area sawah di wilayahnya itu terendam banjir akibat tingginya curah hujan yang disusul meluapnya sungai. Sawah yang terendam itu tersebar di dua kecamatan dengan sempat desa.

Adapun dari 24 hektare lahan sawah yang terendam atau terdampak banjir yaitu seperti di Kecamatan Kresek, Desa Koper dengan luas lima hektare dan Desa Pasir Ampo seluas 8 hektare.

"Sedangkan di Kecamatan Jayanti yaitu di Desa Cikande seluas lima hektare dan di Desa Pasir Gintung nya ada tujuh hektare lahan sawah terendam banjir," katanya.

Selain itu, lanjut dia, dari hasil pencatatan petugas penyuluh di lapangan bahwa usia tanam padi yang terendam banjir itu di kisaran umur 7 sampai 20 HST. Sedangkan untuk masa tanam padi yang berada di wilayah Jayanti 25 sampai dengan 35 HST.

"Data sementara hasil monitoring petugas kami di lapangan jumlah persawahan yang terendam banjir ada 24 Ha di wilayah Kresek dan Jayanti, laporan yang kami terima pada 3 Januari 2023," kata dia.

Pewarta: Azmi Syamsul Ma'arif

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023