Lebak (Antara News) - Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Banten mendorong petani mengembangkan usaha agrobisnis guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat juga penyerapan lapangan pekerjaan.

"Kita sangat potensial untuk mengembangkan usaha agrobisnis pertanian," kata Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lebak Dede Supriatna di Lebak, Senin.

Saat ini,  usaha agrobisnis produk pertanian yang berkembang, di antaranya kerajinan jamur tiram, pisang sale, kerupuk emping, gula semut dan beras.

Mereka mengembangkan usaha tersebut karena permintaan pasar cukup tinggi.

Selain itu juga bahan baku lokal di daerah itu melimpah.

Pemerintah daerah terus mendorong usaha agrobisnis pertanian itu berkembang, sehingga memberikan nilai tambah kesejahteraan  masyarakat.

Sebab pemerintah daerah meluncurkan program "Lebak Sejahtera", di antaranya adanya pengembangan usaha baru.

Di samping itu juga bisa menyerap lapangan pekerjaan tenaga lokal.

"Kami berharap usaha agrobisnis ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

Menurut dia, usaha agrobisnis pertanian di Kabupaten Lebak yang dikembangkan petani bisa memasok kebutuhan pasar lokal, seperti usaha penggilingan beras kelompok tani Sukabungah Kecamatan Cibadak.

Mereka petani Sukabungah itu dapat memasok beras mencapai puluhan ton per bulan.

Selain itu juga petani Kecamatan Bayah mampu memasok produk kerajinan sale pisang ke Cianjur dan Bandung.

Begitu pula petani Desa Pasar Keong Kecamatan Cibadak memasok jamur tiram ke sejumlah daerah di Provinsi Banten.

Selanjutnya, petani Kecamatan Warunggunung mampu memasok produk kerupuk emping melinjo.

"Dengan tumbuhnya usaha agrobinis pertanian itu tentu dapat  menumbuhkan ekonomi masyarakat perdesaan," katanya.

Ketua Gapoktan Sukabungah Desa Tambak, Kabupaten Lebak Ruhyana mengatakan pihaknya mengembangkan usaha produksi beras setelah pemerintah menggulirkan bantuan penguatan usaha bagi petani.

Bantuan ini, kata dia, cukup dirasakan kelompok tani untuk usaha agrobisnis beras dengan tidak menjual gabah ke tengkulak.

Saat ini, petani di sini tidak kebingungan ketika panen, karena produksi gabah ditampung oleh Gapoktan.

"Kami setiap musim panen kini tidak menjual gabah, namun memproduksi dalam bentuk beras karena bisa menguntungkan tiga kali lipat," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015