Jakarta (Antara News) - Ahli tulang dr. M Rizal Chaidir SpOT K mengatakan dengan mengkonsumsi nutrisi berimbang setiap harinya efektif menunda kerusakan sendi atau dikenal dengan aus sendi (osteoarthritis) setelah berusia lanjut.

"Makanan seperti anggur merah, blueberry, wortel, bayam, salmon, telur, susu, kacang merah, kacan hitam, kenari, almond efektif menunda osteoarthritis," kata Rizal dalam Combihealth Forum di Jakarta, Sabtu.

Rizal mengatakan osteoarthritis (aus sendi) sering kali dialami mereka yang telah memasuki usia lanjut, tetapi sebenarnya dapat ditunda dengan cara menjalankan gaya hidup sehat sejak usia muda.

Berolah raga secara teratur, menjaga berat badan, mengkonsumsi makanan dengan nutrisi seimbang, serta tidak terlalu membebani kerja sendi secara berlebihan dapat menunda osteoarthritis, jelas Rizal.

Wanita lebih beresiko terkena osteoarthritis ketimbang laki-laki, begitu juga dengan mereka yang pernah cedera sendi karena pekerjaan atau olah raga, jelas dia.

Rizal mengatakan aus sendi sering menghinggapi atlet olah raga ekstrim yang sering bertumpu pada sendi (parkour, terjun payung, dan lain sebagainya), tentara yang sering kali berlari membawa beban berat, atau wanita yang sering bersepatu berhak tinggi.

Bagi mereka yang telah berusia lanjut, jelas Rizal, olah raga yang disarankan adalah yang tidak membebani sendi seperti berenang dan jalan.

Namun apabila sudah terkena osteoarthritis, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan mulai dengan memberikan obat pereda nyeri, pereda radang, menyuntikan pelumas, serta pembedahan, kata Rizal.

Rizal menjelaskan apabila masih tahap awal keluhan dapat dihilangkan melalui obat pereda nyeri, kemudian untuk tahap berikutnya ditambahkan pelumas di sendi melalui injeksi, namun kalau sudah parah harus dioperasi untuk diganti sendinya.

Osteoarthritis biasanya menyerang disekujur tubuh terutama lutut, jari tangan, bahu, tungkai panggul, dan pergelangan kaki. Gejala dari penyakit ini rasa sakit setelah gerakan berlebihan, kaku, pembengkakan sendi, bunyi gemeretak, dan kehilangan fleksibilitas.

Lebih jauh ahli tulang dari Italia, Lorenzo Castellani, M.D. Orthopaedic mengatakan dengan kemajuan teknologi saat ini telah ditemukan suntik pelumas yang terbukti secara medis bertahan dalam kondisi normal maksimal 18 bulan dengan hanya satu kali suntikan.

"Biasanya untuk penderita osteoarthritis membutuhkan lima kali suntikan pelumas serta daya tahannya kurang dari itu. Namun dengan teknologi yang mengunakan asam hialuronat tersebut sanggup bertahan 18 bulan dengan catatan kerusakan sendi belum rusak," ujar Lorenzo.

Lorenzo mengatakan, melalui suntik asam hialuronat dapat langsung menghilangkan rasa sakit, meningkatkan pergerakan sendi, dan mengurangi inflamasi.

Sedangkan Senior General Manager Medical Promotion dan Development Combiphar Yuddi Suyud mengatakan Combiphar saat ini telah menyediakan suntik asam hialuronat melalui Hyalone.

Hyalone yang dibuat menggunakan bahan dasar organik jengger ayam untuk dijadikan asal hialuronat seingga aman dipergunakan, jelas Yuddi.

Yuddi mengatakan sendi itu ibarat shockbreaker pada kendaraan kalau kekurangan oli harus ditambahkan melalui suntik, namun kalau kondisinya sudah rusak yang memang harus diganti.

Untuk mencegah agar jangan rusak maka lebih banyak memakan buah-buahan dan sayur-sayuran, serta mengurangi konsumsi garam. Garam dapat mempercepat kerusakan pada sendi, ujar Yuddi.

Sedangkan Presiden Direktur dan CEO Combiphar Michael Wanandi mengatakan Combiphar kerap menyelenggarakan Combiealth Forum dalam rangka memberikan edukasi kepada masyarakat dan pemangku kepentingan perkembangan terkini dunia pengobatan.

Combiphar saat ini, jelas Michael, mulai memfokuskan pencegahan penyakit (prefentif) melalui penyediaan vitamin dan suplemen untuk menjaga kebugaran tubuh, meskipun untuk obat juga tetap berjalan.

"Berjalan pararel antara obat untuk penyembuhan dan obat untuk suplemen dan nutrisi agar jangan sampai terkena penyakit," ujar Michael. 

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015