Pemerintah Provinsi Banten berupaya menurunkan angka kasus stunting di wilayahnya secara bertahap sampai menjadi 14 persen pada tahun 2024.

Penjabat Gubernur Banten Al Muktabar di Serang, Senin, mengatakan bahwa pemerintah provinsi menargetkan penurunan angka kasus stunting menjadi 23,6 persen pada 2022.

Baca juga: Jelang Natal dan Tahun Baru 2023 stok daging dan telur di Banten surplus

Angka kasus stunting di Provinsi Banten selanjutnya ditargetkan turun menjadi 19,25 persen pada 2023 dan 14 persen pada 2024, sesuai dengan target dari pemerintah pusat.

Al Muktabar mengatakan, Pemerintah Provinsi Banten telah melaksanakan berbagai program intervensi untuk mencapai target penurunan angka kasus stunting pada 2022.

Program intervensi yang dilaksanakan meliputi pemenuhan kebutuhan gizi pada seribu hari pertama kehidupan anak, peningkatan akses terhadap air minum dan sanitasi layak, serta peningkatan pelayanan gizi dan kesehatan.

Selain itu, pemerintah provinsi menggiatkan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan warga mengenai pengasuhan dan pemenuhan kebutuhan gizi anak.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana Provinsi Banten Sitti Ma’ani
Nina mengatakan, penanganan stunting membutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat.

Dia menekankan pentingnya peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan stunting, yang mencakup pemberian ASI eksklusif selama enam bulan serta makanan tambahan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak.

"Makanan tambahan setelah itu juga bukan makanan yang harus dibeli di toko atau mal. Tapi makanan yang dibuat sendiri di rumah," katanya.

Menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia, ia mengatakan, prevalensi stunting di Provinsi Banten pada tahun 2021 masih 24,5 persen.

Hasil Survei Status Gizi Indonesia tahun 2021 menunjukkan, Kabupaten Pandeglang merupakan daerah dengan prevalensi stunting tertinggi di Provinsi Banten. Angka kasus stunting di kabupaten itu mencapai 37,80 persen.

Kabupaten Lebak dan Serang menempati peringkat kedua dan ketiga dengan angka kasus stunting berturut-turut 27,30 persen dan 27,20 persen.

Sementara itu, prevalensi stunting di Kota Tangerang Selatan, Kota Cilegon, Kabupaten Tangerang, dan Kota Serang berturut-turut 19,90 persen, 20,60 persen, 23,30 persen, dan 23,40 persen pada 2021.

Kota Tangerang tercatat sebagai daerah dengan prevalensi stunting terendah di Provinsi Banten. Angka kasus stunting di kota itu menurut data pemerintah sebesar 15,30 persen.
 

Pewarta: Mulyana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022