Tangerang (Antara News) - Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah meminta kepada Pemerintah Pusat untuk tidak melakukan normalisasi secara parsial karena akan menambah masalah di wilayah Tangerang.
"Normalisasi yang akan dilakukan pemerintah pusat jangan secara parsial karena akan menambah masalah nantinya," kata Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah di Tangerang, Kamis.
Ia mengatakan, normalisasi yang dilakukan harus secara menyeluruh yang kondisinya saat ini sudah mengalami sedimentasi sangat parah.
"Minimal upaya yang dilakukan adalah dengan menurunkan eskavator untuk angkut lumpur penyebab sedimentasi," paparnya.
Dirinya pun berharap agar normalisasi tidak dilakukan secara manual dengan mengangkat lumpur menggunakan alat seadanya.
Lumpur yang diangkat kemudian ditumpuk di pinggiran sungai. Bila nantinya ada hujan maka akan turun lagi dan membuat sedimentasi kembali.
"Itu sama saja. Tak menyelesaikan masalah. Kita harap segera dikerjakan dan lumpur tak lagi ada disamping," tegasnya.
Selain itu, Wali Kota pun menyoroti mengenai pintu air yang dibangun sejak zaman Belanda tersebut dalam kondisi rusak.
Dari hasil pengamatannya, ada empat pintu yang mengalami kebocoran yakni pintu 1, 5, 6 dan pintu 10.
"Kami harap juga perbaikannya bila dilaksanakan sekaligus tanpa satu persatu. Sebab, akan membuat pintu lain rusak," paparnya.
Kepala Bendung Pintu Air 10, Sumarto mengatakan, ketinggian normal debit air yakni 12.40 meter. Namun, saat ini ketinggian air hanya berkisar 11,10 meter.
Penurunan debit air di sungai cisadane telah terjadi selama dua minggu dan membuat air tak dapat teraliri ke sejumlah daerah di wilayah Tangerang.
Maka itu, pihaknya membuka dua pintu di wilayah Barat dan Timur agar air bisa mengalir ke wilayah Kabupaten.
Hanya saja, karena kekeringan sudah tergolong kritis, maka air pun tak bisa mengalir dari kedua pintu tersebut.
Oleh sebab itu, 10 pintu bendungan ditutup secara keseluruhan agar dapat bisa menjaga persediaan air di Sungai Cisadane.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015