Tim Verifikasi Monitoring dan Evaluasi (Monev) Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) mengunjungi Kelurahan Kunciran Indah, Kota Tangerang untuk melakukan evaluasi terhadap penanganan demam berdarah di daerah setempat.
"Monev ini untuk melihat program G1R1J yang sudah lama berjalan, apakah masih efektif, apa perlu ditingkatkan lagi, kalau sudah jalan kami evaluasi bagaimana hasilnya. Untuk Kota Tangerang, kalau kami beri skala 1-100 persen, sudah cukup baik, 85 persen. Hanya perlu ditingkatkan, masalah yang lebih teknis, dan sempat tersendat karena pandemi, mungkin bisa diaktifkan kembali," kata Tim Kerja Penyakit Tularvector Kemenkes, Agus Handito di Tangerang, Kamis.
Baca juga: Pemkot Tangerang gelar pemeriksaan kesehatan pada pegawai terkait HKN
Tim Verifikasi Monev Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) terdiri atas Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Tangerang Harmayani mengatakan seluruh wilayah Kota Tangerang sudah diberikan sosialisasi, edukasi terkait G1R1J dan juga Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
"Seluruh wilayah di Kota Tangerang sudah kami sosialisasikan terkait G1R1J, juga PSN. Tetapi, Kelurahan Kunciran Indah kami pilih karena sudah dua tahun wilayah ini tidak melakukan penyemprotan (fogging). Artinya, warganya sudah mengerti bagaimana cara penanganan dan PSN," ujarnya.
Harmayani mengatakan jika ingin tidak ada kasus DBD di Kota Tangerang, seluruh wilayah harus melakukan G1R1J secara masif dan berkesinambungan tanpa menggantungkan kepada kader-kader di wilayah.
"Jadi, kalau ingin kasus DBD ini tidak ada, berarti harus melakukan G1R1J secara masif dan berkesinambungan di seluruh wilayah Kota Tangerang. Kalau warga mengerti cara mengecek jentik sendiri, langsung saja cek jangan menggantungkan pada kader," ujar dia.
Lurah Kunciran Indah Yudi Hendra Permana berharap dengan adanya program G1R1J ini masyarakat dapat melakukan antisipasi adanya kasus DBD, khususnya di wilayah Kelurahan Kunciran Indah, dengan menjadi kader Jumantik di rumah sendiri.
"Harapannya bisa menjadi langkah awal bagi masyarakat terkait penanggulangan DBD. Saat ini, cara pandang masyarakat untuk penanggulangan DBD adalah dengan fogging. Untuk itu, dengan adanya program G1R1J ini kita bisa menjadikan satu rumah, menjadi satu kader Jumantik. Sehingga, angka kasus DBD ini dapat kita tekan," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022
"Monev ini untuk melihat program G1R1J yang sudah lama berjalan, apakah masih efektif, apa perlu ditingkatkan lagi, kalau sudah jalan kami evaluasi bagaimana hasilnya. Untuk Kota Tangerang, kalau kami beri skala 1-100 persen, sudah cukup baik, 85 persen. Hanya perlu ditingkatkan, masalah yang lebih teknis, dan sempat tersendat karena pandemi, mungkin bisa diaktifkan kembali," kata Tim Kerja Penyakit Tularvector Kemenkes, Agus Handito di Tangerang, Kamis.
Baca juga: Pemkot Tangerang gelar pemeriksaan kesehatan pada pegawai terkait HKN
Tim Verifikasi Monev Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) terdiri atas Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Tangerang Harmayani mengatakan seluruh wilayah Kota Tangerang sudah diberikan sosialisasi, edukasi terkait G1R1J dan juga Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
"Seluruh wilayah di Kota Tangerang sudah kami sosialisasikan terkait G1R1J, juga PSN. Tetapi, Kelurahan Kunciran Indah kami pilih karena sudah dua tahun wilayah ini tidak melakukan penyemprotan (fogging). Artinya, warganya sudah mengerti bagaimana cara penanganan dan PSN," ujarnya.
Harmayani mengatakan jika ingin tidak ada kasus DBD di Kota Tangerang, seluruh wilayah harus melakukan G1R1J secara masif dan berkesinambungan tanpa menggantungkan kepada kader-kader di wilayah.
"Jadi, kalau ingin kasus DBD ini tidak ada, berarti harus melakukan G1R1J secara masif dan berkesinambungan di seluruh wilayah Kota Tangerang. Kalau warga mengerti cara mengecek jentik sendiri, langsung saja cek jangan menggantungkan pada kader," ujar dia.
Lurah Kunciran Indah Yudi Hendra Permana berharap dengan adanya program G1R1J ini masyarakat dapat melakukan antisipasi adanya kasus DBD, khususnya di wilayah Kelurahan Kunciran Indah, dengan menjadi kader Jumantik di rumah sendiri.
"Harapannya bisa menjadi langkah awal bagi masyarakat terkait penanggulangan DBD. Saat ini, cara pandang masyarakat untuk penanggulangan DBD adalah dengan fogging. Untuk itu, dengan adanya program G1R1J ini kita bisa menjadikan satu rumah, menjadi satu kader Jumantik. Sehingga, angka kasus DBD ini dapat kita tekan," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022