Chandra Asri bekerjasama dengan POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) Putri Gundul Putri untuk membangun Kawasan Edu-ekowisata Mangrove Patikang Lestari, pada program Kawasan Edu-ekowisata Mangrove Patikang Lestari yang  berlokasi di Kampung Patikang, Desa Citeureup, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten. Membangun trek sepanjang 29 meter menggunakan limbah non B3 berupa palet kayu bekas dan inner roll.

Chandra asri menyumbangkan palet kayu bekas kepada pengrajin disekitar Desa Patikang, Banten untuk dijadikan kerajinan tangan seperti jam kayu, plakat kayu, dan lainnya. 

"Pemanfaatan limbah ini sebagai bentuk dukungan perusahaan dalam mewujudkan Net Zero Emission di Indonesia dan komitmen terhadap ESG, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri) bekerja sama dengan para mitra, untuk membangun Kawasan Edu-ekowisata Mangrove, agar hutan mangrove ini menjadi berkembang dan berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat sekitar," kata Edi Rivai selaku Director of Legal, External Affairs and Circular Ecnomy CAP saat ditemui di Patikang Lestari, di Kampung Patikang, Desa Citeureup, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten. 

Program tanggung jawab perusahaan untuk sosial dan lingkungan ini merupakan usaha Perusahaan dalam merawat dan melestarikan bumi, sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) Ke-13 mengenai perubahan iklim. Pembangunan Kawasan Edu-ekowisata Mangrove Patikang ini juga diharapkan berkontribusi pula dalam upaya pelestarian daerah pesisir sekaligus mendorong perekonomian masyarakat sekitar.
Setelah merampungkan tahap pertama lewat perbaikan trek dan pembangunan saung edukasi Chandra Asri, Perusahaan kini meninjau proyek untuk selanjutnya melakukan studi analisa guna menentukan area khusus konservasi dan pengembangan wisata.

Chandra Asri sangat serius untuk berkontribusi pada aspek sosial dan lingkungan dimana salah satunya melalui upaya pembangunan Kawasan Edu-Ekowisata. Tim Chandra Asri melakukan peninjauan untuk  memastikan proses pembangunan berjalan sesuai dengan standar. Hal ini dilakukan agar Kawasan Edu-ekowisata Mangrove Patikang dapat menjadi jawaban  untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. 

Selain itu, kawasan yang mencakup area seluas 9.500 m2 ini dimaksudkan untuk memaksimalkan blue carbon sebagai bagian dari proses dekarbonisasi. Saat ini area Edu-ekowisata Mangrove Patikang sedang tahap analisa pemantauan ekosistem mangrove agar perusahaan dapat mengetahui upaya yang perlu dilakukan untuk menjaga ekologinya. Jika studi sudah rampung, rencananya penanaman mangrove akan kembali dilaksanakan di 2022 ini.

Dalam proses pembangunanya, Chandra Asri juga menerapkan pemanfaatan berganda dengan mengolah limbah non B3 berupa palet kayu bekas menjadi trek sepanjang 29 meter pada tahun 2021 dan 150 meter pada 2022 ini. Dari segi dampak ekonomi, Kawasan mangrove yang berada di pesisir Pandeglang ini merupakan daerah penyangga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung. 
Warga dan karyawan Chandra Asri saat memungut sampah di Kawasan Lembur Mangrove Patikang. (Wely Ayu Rezeki) 

Dengan terbentuknya Kawasan Edu-Ekowisata Mangrove, Kampung Patikang diharapkan menjadi destinasi wisata baru yang dikelola oleh komunitas sekaligus memelihara kelestarian mangrove sebagai daya tarik utamanya serta meningkatkan perekonomian masyarakat di wilayah penyangga. Selain itu, untuk mendukung wisata di lokasi, CAP juga memberikan bantuan Canoe wisata hasil kerja sama dengan pelanggan Chandra Asri yang diserahkan pada 2 Desember 2021 lalu, yang diperuntukkan sebagai fasilitas untuk berkeliling di area Kawasan Edu-ekowisata Mangrove Patikang dan untuk menggaet wisatawan. 

Lebih lanjut, Perseroan juga akan memberikan pelatihan bagi komunitas lokal tentang pengelolaan kawasan wisata, pengolahan produk mangrove serta pendampingan pemasaran dan pengembangan kawasan wisata melalui kolaborasi sinergis dan berkelanjutan dengan Dinas Pariwisata Provinsi Banten. Saat ini area pembangunan sedang dalam tahap analisa untuk menentukan area khusus konservasi dan area pengembangan wisata.

Deden Sudiana selaku Ketua Pokdarwis Putri Gundul mengaku merasa terbantu dengan pemberdayaan dan dukungan Chandra Asri terhadap pengembangan Lembur Mangrove di Patikang ini, terlebih saat ini masyarakat yang umumnya nelayan bisa tetap mencari nafkah dengan menjadi petani mangrove saat tidak bisa melaut karena cuaca buruk.

"Kami sangat bersyukur mendapat dukungan dari Chandra Asri sejak 2020- 2021 lalu hingga saat ini. Kenapa karena sekarang masyarakat tidak lagi menggantungkan penghasilan dari hasil mencari ikan dilaut, tetapi juga dapat bersama-sama menjadi petani mangrove,' kata Deden. 

Bahkan menurutnya, dalam sembilan bulan dari budidaya pembibitan mangrove di kawasan Edu-Ekowisata ini, sebanyak 100 hingga 200 ribu bibit pohon bisa dipanen untuk dipasarkan dengan harga Rp5.000 perbuatannya.
 

Pewarta: Susmiatun Hayati

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022