Tangerang (AntaraBanten) - Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang, Banten, menerapkan kebijakan "zero waste" atau pengolahan sampah hingga habis di setiap kelurahan di daerah itu.
Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah di Tangerang, Selasa, mengatakan kebijakan itu sejakan dengan penerapan program "bank sampah" yang bertujuan mengubah paradigma pengelolaan sampah dari "cost center" menjadi "profit center" akan terus diupayakan.
Hal itu seiring dengan pemanfaatan teknologi maupun peningkatan kesadaran masyarakat untuk lebih peduli terhadap sampah di sekitar mereka.
Misalnya saja sistem pengolahan sampah di Kelurahan Petir yang bisa memotivasi warga Kota Tangerang lainnya untuk secara mandiri mengelola sampahnya.
"Sampah memang sumber masalah tapi sampah juga sumber kehidupan bahkan dapat mendatangkan keuntungan bagi yang mau mengelolanya," katanya.
Arief pun memberikan apresiasinya kepada seluruh warga Kelurahan Petir, Cipondoh yang telah menunjukkan semangat untuk mengelola sampahnya secara mandiri. "Salut untuk warga Petir, ternyata kita bisa selesaikan persoalan sampah bersama-sama," tegasnya.
Kelurahan Petir yang selama ini terkenal akan persoalan banjir dan tumpukan sampahnya, secara perlahan telah berubah menjadi salah satu kampung bersih di Kota Tangerang.
Hal tersebut berkat kekompakan dan komitmen yang kuat dari warga masyarakatnya untuk berubah dan mengelola sampah.
Komitmen luar biasa untuk menjadikan Kelurahan Petir sebagai kampung bersih juga terlihat dari adanya Gerakan Masyarakat Peduli Lingkungan Bersih dan Hijau (GEMPEL-BEHI).
Sebuah gerakan massal yang diinisiasi oleh warga sendiri untuk mengelola sampah di Kelurahan Petir. Hasilnya, meskipun gerakan tersebut masih berumur jagung namun sudah mampu menarik simpati masyarakat untuk bersama-sama mengurangi sampah mulai dari rumah tangga masing-masing.
"Bila tiga bulan lalu banyak media yang mengekspose tumpukan sampah di Petir saat ini bisa kita lihat hampir tidak ada sampah di sini," kata Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Pemkot Tangerang, Ivan Yulianto.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014
Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah di Tangerang, Selasa, mengatakan kebijakan itu sejakan dengan penerapan program "bank sampah" yang bertujuan mengubah paradigma pengelolaan sampah dari "cost center" menjadi "profit center" akan terus diupayakan.
Hal itu seiring dengan pemanfaatan teknologi maupun peningkatan kesadaran masyarakat untuk lebih peduli terhadap sampah di sekitar mereka.
Misalnya saja sistem pengolahan sampah di Kelurahan Petir yang bisa memotivasi warga Kota Tangerang lainnya untuk secara mandiri mengelola sampahnya.
"Sampah memang sumber masalah tapi sampah juga sumber kehidupan bahkan dapat mendatangkan keuntungan bagi yang mau mengelolanya," katanya.
Arief pun memberikan apresiasinya kepada seluruh warga Kelurahan Petir, Cipondoh yang telah menunjukkan semangat untuk mengelola sampahnya secara mandiri. "Salut untuk warga Petir, ternyata kita bisa selesaikan persoalan sampah bersama-sama," tegasnya.
Kelurahan Petir yang selama ini terkenal akan persoalan banjir dan tumpukan sampahnya, secara perlahan telah berubah menjadi salah satu kampung bersih di Kota Tangerang.
Hal tersebut berkat kekompakan dan komitmen yang kuat dari warga masyarakatnya untuk berubah dan mengelola sampah.
Komitmen luar biasa untuk menjadikan Kelurahan Petir sebagai kampung bersih juga terlihat dari adanya Gerakan Masyarakat Peduli Lingkungan Bersih dan Hijau (GEMPEL-BEHI).
Sebuah gerakan massal yang diinisiasi oleh warga sendiri untuk mengelola sampah di Kelurahan Petir. Hasilnya, meskipun gerakan tersebut masih berumur jagung namun sudah mampu menarik simpati masyarakat untuk bersama-sama mengurangi sampah mulai dari rumah tangga masing-masing.
"Bila tiga bulan lalu banyak media yang mengekspose tumpukan sampah di Petir saat ini bisa kita lihat hampir tidak ada sampah di sini," kata Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Pemkot Tangerang, Ivan Yulianto.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014