Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Serang melajutkan kembali Sensus Penduduk (SP) 2020 pada 1 hingga 30 Juni 2022 yang sebelumnya tertunda lantaran adanya wabah pandemi.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik (Diskominfosatik) Kabupaten Serang, Anas Dwi Satya Prasadya melalui keterangan tertulisnya pada Rabu (1/6) berharap SP 2020 dapat menghasilkan data yang akurat untuk dijadikan perencanaan pembangunan yang akan datang. 

Diharapkan sensus tersebut datanya akan dijadikan perencanaan pembangunan di tahun-tahun ke depan di 2025, karena akan diumumkan di tahun 2023 hasil sensus tahun 2022.

Anas menyebutkan, sosialisasi dan dukungan Sensus Penduduk Lanjutan 2022 di Kecamatan Wilayah Kabupaten Serang sudah dilaksanakan pada Selasa lalu dengan mengundang lima kepala organisasi perangkat daerah (OPD) dan camat se Kabupaten Serang. 

Sosialisasi dilakukan agar para camat bisa menyampaikan kepada warga yang akan disensus agar memberikan data secara akurat dan tepat.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) ini menjelaskan, bahwa di Kabupaten Serang sendiri ada sebanyak 1.183 blok sampel. Dari satu blok yang akan diambil sebanyak 16 rumah tangga yang akan diwawancara sebagai sample.

Lebih lanjut Anas berharap, dengan sampel itu bisa menutupi kekurangan Sensus Penduduk di tahun 2020 lalu, terutama tentang kelahiran, kematian dan migrasi. 

Lebih jelasnya Pemkab Serang kedepan akan memiliki data yang akurat untuk perencanaan pembangunan.

Kepala BPS Kabupaten Serang, Tutty Amalia mengatakan, paska sosialisasi yang dilaksanakan pada Selasa 31 Mei, petugas BPS pada hari ini langsung mendatangi rumah-rumah warga. 

“Hari ini petugas BPS sudah mulai mengunjungi rumah tangga terpilih sampel untuk melakukan pendataan (1 sampai 30 Juni 2022),” ujarnya.

Tutty menyebutkan, tertundanya SP 2020 karena adanya keterbatasan dalam melakukan sensus, sebab beberapa wilayah di Kabupaten Serang zona merah covid-19 sehingga hal tersebut berdampak terhadap petugas sensus sulit  memasuki wilayah yang sebagian  menutup akses atau lockdown.

“Petugas sensus sulit untuk masuk, akhirnya diputuskan kita waktu itu hanya bisa melakukan sensus jumlah penduduk menurut jenis kelamin laki-laki, perempuan dan kelompok umur saja,” ujar Tutty. 

Setelah sensus yang hanya sebatas jenis kelamin laki-laki, perempuan dan kelompok umur, pihaknya terpaksa menghentikan terlebih dahulu.

Rencananya, lanjut Tutty, pada 2021 lalu akan dilanjutkan karena BPS masih membutuhkan indikator-indikator di beberapa daerah baik itu sensus kelahiran, kematian dan migrasi untuk penyusunan proyeksi penduduk Tahun 2020 sampai Tahun 2050.

“Sensus menyisakan pendataan jumlah kelahiran, kematian dan migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk mungkin 5 tahun lalu tinggalnya di mana, misal sekarang di Serang, tapi di tengah-tengah sempet pindah keluar dari Kabupaten Serang, tapi sekarang di Serang lagi dan seperti itulah mobilitasnya lebih ke mobilitas penduduk,” jelas Tutty.

Oleh karena itu, Tutty menegaskan SP 2020 harus segera dilaksanakan kembali. Dia berharap, pada Tahun 2022 merupakan waktu yang tepat untuk melaksanakan sensus.

“Supaya apa, supaya tupoksi BPS untuk penyediaan data sampai indikator yang dibutuhkan tadi dihasilkan,” katanya.






 

Pewarta: Lukman Hakim

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022