Serang (AntaraBanten) - Impor Provinsi Banten dari berbagai negara pada Agustus 2014 didominasi bahan baku yang mencapai nilai 994,16 juta dolar AS, sementara barang konsumsi 17,87 juta dolar AS dan barang modal 55,68 juta dolar AS.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten Ranta Soeharta di Serang, Selasa, mengatakan Banten masih membutuhkan lebih banyak bahan baku atau bahan penolong untuk keperluan industri, terutama industri kimia yang banyak berdiri di Kabupaten Tangerang, Kota Cilegon dan Kabupaten Serang.

Meskipun nilai impor bahan baku/penolong dan juga barang konsumsi mengalami penurunan pada Agustus dibandingkan bulan sebelumnya masing-masing 0,02 juta dolar AS (kurang dari 0,01 persen)  dan  2,51 juta dolar AS (12,33 persen), namun besaran nilainya masih tinggi dibandingkan golongan barang lainnya. Untuk barang modal meningkat 17,11 juta dolar AS (44,35 persen).

Dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya, nilai impor menurut golongan penggunaan barang untuk Agustus 2014 menunjukkan penurunan pada golongan barang konsumsi, sementara pada golongan bahan baku/penolong dan barang modal mengalami peningkatan. 

Pangsa impor terbesar untuk periode Januari-Agustus 2014 masih berasal dari golongan bahan baku/penolong yang mencapai 95,16 persen, sementara untuk barang konsumsi dan barang modal, pangsa masing-masing sebesar 2,38 persen dan 2,46 persen.

Pangsa impor untuk golongan  bahan baku/penolong mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya, sebaliknya pangsa impor untuk  barang modal  dan barang konsumsi mengalami penurunan.

Impor menurut golongan penggunaan barang tersebut mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun 2013 pada seluruh golongan penggunaan, dengan penurunan tertinggi terjadi pada golongan bahan baku/penolong yaitu 448,83 juta dolar AS (5,69 persen).

Pelabuhan Bongkar

Sementara itu Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Syech Suhaimi mengatakan impor Banten paling banyak dibongkar di Pelabuhan Merak dengan nilai mencapai 598,16 juta dolar AS (58,77 persen), disusul Pelabuhan Cigading dengan impor sebesar 264,89 juta dolar AS(26,03  persen).

Ia mengatakan sampai saat ini, kedua pelabuhan itu masih utama dalam kegiatan impor di Banten, karena selalu memberikan kontribusi impor yang tinggi dan secara kumulatif. Andil mereka dalam kegiatan impor Banten tidak kurang dari 80 persen sejak Agustus 2013.

Nilai impor pada Agustus 2014 melalui pelabuhan bongkar di Banten mengalami penurunan pada Pelabuhan Cigading yaitu sebesar 12,69 juta dolar AS, sementara dari Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Tanjung Leneng meningkat 21,50 juta dolar AS dan 5,76 juta dolar AS.  Sedikit berbeda dengan perbandingan terhadap Juli 2014, dibanding dengan bulan yang sama tahun  lalu, impor melalui seluruh pelabuhan muat mengalami peningkatan.

Nilai impor kumulatif periode Januari-Agustus 2014 melalui Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Tanjung Leneng mengalami  peningkatan, sementara impor berasal dari Pelabuhan Cigading yang turun 627,23 juta dolar AS (20,94 persen). 

Peran kumulatif impor terbesar untuk periode Januari-Agustus 2014 masih berasal dari Pelabuhan Merak, yaitu 55,89 persen, kemudian  Pelabuhan Cigading dan Pelabuhan Tanjung Leneng masing-masing 30,31 persen dan 13,80 persen.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014