Serang (AntaraBanten) - Provinsi Banten berpotensi mengembangkan komoditas singkong atau ubi kayu untuk keperluan ekspor, selain masih banyak lahan yang belum dimanfaatkan, juga kebutuhan dunia cukup tinggi.

Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Banten Kanim Diyarna di Serang, Selasa, mengatakan wilayah Banten masih banyak lahan tidur yang potensi ditanami singkong, khususnya di wilayah Banten Selatan seperti di Kabupaten Pandeglang terdapat sekitar 47.000 hektare tanah yang belum dimanfaatkan.

Selain itu iklim wilayah Banten yang sangat tamah dan kesuburan tanahnya yang cocok untuk budidaya singkong serta ditunjang sumberdaya manusia.

Dari segi kebutuhan dunia, singkong diperlukan mencapai 220 juta ton per tahun, dan menjadi peluang tersendiri bagi Indonesia termasuk Banten yang selama ini juga dikenal di dunia internasional sebagai negara penghasil singkong.

Sejumlah negara, kata Kanim, tengah mengembangkan industri teknologi berbasis singkong, seperti Tiongkok yang saat ini sedang memacu penggunaan etanol bahan bakar yang bersumber dari singkong.

"Ini tentu menumbuhkan potensi ekspor Indonesia bisa mencapai 20 miliar dolar AS bila Tiongkok terus mengembangkan proyek etanolnya," katanya.

Ia menambahkan, saat ini permintaan singkong dari Tiongkok setiap tahunnya lebih dari 5 juta ton dengan nilai mencapai 150 juta dolar AS.

"Hanya saja dari kebutuhan tersebut Indonesia baru mampu memenuhi sekitar 15 persen permintaan dari Tiongkok," katanya.

Mengenai harga, Kanim mengatakan, harga singkong di beberapa daerah masih cenderung naik turun, tergantung dari jenis dan aksesnya dari petani hingga pedagang eceran.

Di Pasar Induk Cibitung, harga singkong mencapai Rp1.500 per kilogramnya, sedang ditingkat pengepulnya berkisar Rp900 - Rp1.000 per kilogram.

Perkembangan produksi singkong di Banten, pada 2010 tanaman yang nama latinnya "manihot utilissima" itu produksinya mencapai 118.995 ton, kemudian turun pada 2011 menjadi 107.052 ton, dan turun kembali pada 2012 menjadi 82.797 ton. Di tahun 2013 sedikit mengalami peningkatan menjadi 97.846 ton.

Menurunnya produksi singkong diikuti pula menurunnya luas panen yaitu dari 8.237 hektare pada 2010, menjadi 7.374 hektare pada 2011 dan turun lagi pada 2012 menjadi 5.677 hektare, dan sedikit meningkat pada 2013 menjadi 6.391 hektare.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014