Serang (AntaraBanten) - Pengurus Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Provinsi Banten, meminta petani mengembangkan budidaya tanaman sayuran guna meningkatkan pendapatan ekonomi.

"Kami terus melakukan imbauan agar petani mengembangkan tanaman sayuran karena permintaan pasar cukup tinggi," kata Ketua KTNA Provinsi Banten, Oong Syahroni di Serang, Rabu.

Ia mengatakan, saat ini budidaya tanaman sayuran sangat cocok sehubungan memasuki musim kemarau yang mengakibatkan areal persawahan mengalami kekeringan.

Budidaya tanaman sayuran tidak begitu banyak membutuhkan ketersedian air.

Karena itu, pihaknya mengajak petani agar menanam sayur-sayuran untuk memenuhi permintaan pasar.

Sebab kebutuhan untuk Pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang dan Pasar Induk Kramat Jati Jakarta cukup tinggi.

Diperkirakan kebutuhan pasar induk tersebut mencapai ratusan ton sayur-sayuran.

"Kami berharap petani tidak menggantungkan pada tanaman padi saja, tetapi bisa dikembangkan budidaya tanaman sayuran," katanya.

Menurut dia, tanaman sayuran yang cocok dikembangkan di Provinsi Banten adalah mentimun, kacang panjang, paria, terung, kangkung, dan bayam.

Saat ini, produksi sayuran dari Banten sudah mampu memasok ke sejumlah pasar lokal maupun luar daerah.

Namun, jumlah produksinya masih terbatas sehingga petani perlu ditingkatkan budidaya tanaman sayuran.

"Saya yakin budidaya tanaman sayuran dapat mendongkrak ekonomi petani," katanya.

Sejumlah petani Kabupaten Lebak terus mengembangkan budidaya tanaman sayuran, selain pangan.

Selama ini, permintaan sayuran cenderung meningkat, dan sangat menguntungkan.

Selain itu, untuk pemasaran sayuran tidak ada masalah, karena permintaan cukup tinggi.

"Kami terbantu dengan mengembangkan budidaya tanaman sayuran jenis mentimun bisa menghasikan uang sekitar Rp30 juta/hektare," kata Memed, petani Kecamatan Cibadaj, Kabupaten Lebak.

Saat ini, kata dia, selama musim kemarau kini petani kebanyakan meninggalkan tanaman padi sawah, dan mereka beralih ke budidaya sayuran.

Sebab, kata dia, tanaman sayuran sudah bisa dipetik antara dua sampai tiga bulan.

"Kami mengembangkan sayuran selama dua bulan sudah bisa dipanen. Itu sangat menguntungkan dibandingkan padi sawah," katanya.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Dede Supriatna, mengatakan, saat ini produksi sayuran sekitar 20 ton per hari.

Mereka produksi sayuran itu dipasok ke luar daerah, seperti Jakarta, Tangerang, Serang, dan Bogor.

"Kita terus mendorong agar petani mengembangkan tanaman sayuran guna mendorong pertumbuhan ekonomi mereka," ujarnya.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014