Warga Badui mualaf yang tinggal di pemukiman Kampung Landeuh Desa Bojong Menteng Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Provinsi Banten saat Ramadhan 1443 Hijriah penuh kesederhanaan. 
 
"Kita Ramadhan tahun ini cukup bersyukur, kendati berbuka puasa dan bersahur dengan makan alakadarnya, " kata Sapinah (45) saat ditemui di kediamanya Kampung Landeuh Kabupaten Lebak, Rabu. 

Baca juga: Kasus frambusia di Kampung Badui Dalam belum ditemukan
 
Masyarakat Badui mualaf yang kini dalam kondisi serba kekurangan ekonomi saat Ramadhan, namun masih bisa makan untuk berbuka puasa maupun sahur. 
 
Kesulitan ekonomi masyarakat Badui mualaf itu, karena tidak adanya lapangan pekerjaan, bahkan anak- anak di sini bekerja ke Jakarta. 
 
Kami bisa berbuka puasa dan sahur sekeluarga, karena bantuan ekonomi dari anak yang bekerja di Jakarta, " kata Sapinah. 
 
Menurut dia, saat ini, jumlah warga mualaf yang tinggal di Kampung Landeuh itu difasilitasi oleh Yayasan At Taubah BSD Tangerang dengan membangun 45 rumah dengan 120 jiwa.
 
Mereka tinggal di pemukiman itu sudah enam tahun terakhir dengan lahan seluas lima hektare, termasuk pembangunan masjid.
 
Namun, kondisi saat ini rumah yang ditempati warga Badui mualaf sudah empat tahun terakhir oleh Yayasan At Taubah BSD Tangerang belum kembali diperbaiki. 
 
"Kami menempati rumah dengan kondisi kayu rapuh dan khawatir roboh, " katanya menjelaskan. 
 
Begitu juga Dayat (40) warga Kampung Landeuh Kabupaten Lebak mengaku dirinya kini hidup cukup sederhana dan bekerja sebagai buruh tani dengan pendapatan tidak menentu. 
 
Jika ada yang menyuruh bekerja di ladang maka bisa untuk membeli beras dan bila tak ada pekerjaan terpaksa mengutang.
 
Bahkan, dirinya bersama warga lainnya ketika berada di masjid untuk shalat maghrib dengan buka minum air tanpa ada makanan takjil. 
 
"Kami sekarang hidup apa adanya, namun tetap selama Ramadhan bersyukur masih bisa untuk buka puasa dan sahur, " katanya. 
 
Ia mengatakan, dirinya selama Ramadhan, warga Badui yang telah memeluk Islam ini lebih memperdalam kajian ilmu agama. 
 
Kebanyakan warga Badui mualaf di sini antara tujuh sampai tiga tahun memeluk agama Islam. 
 
"Kami bersama keluarga menjadi mualaf sudah tiga tahun, " katanya. 
 
Sementara itu, Arsinah (35) warga Badui mualaf mengaku dirinya selama Ramadhan sangat prihatin juga terkadang makan tanpa lauk pauk, namun bersyukur masih bisa berbuka puasa dan sahur. 
 
Selama Ramadhan, kata dia, dirinya rutin mengikuti pengajian untuk meningkatkan keimanan kepada Allah Swt.
 
“Kami dan keluarga merasa bahagia bisa mengikuti pengajian selama Ramadhan untuk memiliki ilmu pengetahuan agama,” katanya menjelaskan.

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022