Nelayan Teluk Labuan Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten tetap melaut meski kondisi gelombang tinggi disertai badai. 
 
"Kita setiap melaut tentu terkadang ketakutan jika terjadi gelombang tinggi dan badai, " kata Daslim (60) seorang nelayan Teluk Labuan Kabupaten Pandeglang, saat memperingati Hari Nelayan di Pandeglang, Rabu. 

Baca juga: Kampanye gemar makan ikan menjadi momentum Hari Nelayan di Lebak
 
Resiko pekerjaan nelayan cukup membahayakan jiwa, sebab jika berada di tengah laut terkadang tiba-tiba gelombang tinggi juga badai. 
 
Untuk menyelamatkan diri, terpaksa mencari perlindungan ke pulau maupun karang. 
 
Selain itu juga dilakukan putarhaluan dan tidak bertentangan dengan arah angin agar perahu tidak terhempas jatuh ke laut. 
 
Kebanyakan nelayan di sini tradisional dengan perahu kincang menggunakan mesin tempel dan panjang 3 meter serta lebar 1,5 meter. 
 
"Kami sudah biasa berlindung jika cuaca buruk menerjangnya bila gelombang tinggi, " kata dia. 
 
Ia mengaku, dirinya pernah terkena musibah setelah perahu miliknya diterjang gelombang setinggi empat meter di Perairan Selat Sunda bagian selatan atau Ujung Kulon. 
 
Namun, kata dia, beruntung diselamatkan nelayan lain hingga dievakuasi ke darat. 
 
Bahkan, dirinya selama bulan terakhir nekat melaut, padahal cuaca buruk, selain gelombang tinggi juga angin kencang. 
 
"Kita pendapatan relatif lumayan terkadang dapat satu kuintal ikan dengan harga lelang Rp30 ribu dan jika diakulasikan Rp3 juta juga terkadang nihil, " kata Daslim kelahiran Subang, Jawa Barat. 
 
Begitu juga nelayan lainnya Mukri (47) mengaku dirinya setiap hari melaut pukul 04.00 WIB dan pulang ke TPI Teluk Labuan pukul 15.00 WIB. 
 
Saat ini, nelayan di sini hanya beberapa orang yang melaut karena cuaca tidak bersahabat. 
 
Gelombang cukup tinggi juga angin kencang disertai hujan, sehingga mempengaruhi tangkapan. 
 
Selain itu juga nelayan di sini mengeluh kesulitan untuk mendapatkan bahan bakar solar. 
 
"Kami berharap kebutuhan solar dapat terpenuhi sehingga nelayan bisa melaut, " katanya menambahkan. 
 
Ia mengatakan selama ini perhatian pemerintah daerah, provinsi dan pusat cukup tinggi perhatian terhadap nelayan. 
 
Mereka nelayan setiap tahun mendapatkan bantuan armada kapal juga alat jaring untuk meningkatkan produksi tangkapan. 
 
"Kami mengapresiasi perhatian pemerintah kepada nelayan cukup tinggi, " katanya. 
 
Sementara itu, Dedi, seorang petugas pengelola TPI Teluk Labuan mengaku produksi ikan tangkapan jika normal bisa mencapai 20 ton/ hari dan dipasok ke wilayah Banten dan DKI Jakarta. 
 
Dan, jika cuaca buruk hanya beberapa ton juga terkadang kosong.
 
"Nelayan di sini sekitar 1500 orang dan semuanya tradisional menggunakan perahu kincang dengan mesin tempel, " katanya.
 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022