Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya pelaksanaan edukasi kebencanaan secara berkelanjutan dalam upaya pencegahan dan penanganan dampak perubahan iklim.
"Tumbuhkan sistem edukasi kebencanaan yang berkelanjutan. Lakukan edukasi, literasi, dan advokasi berkelanjutan," katanya saat menyampaikan arahan pada Hari Meteorologi Dunia tahun 2022, Rabu.
Baca juga: Presiden Jokowi minta peringatan dini bencana dilengkapi "AI" dan "Big Data"
Dalam acara peringatan Hari Meteorologi Dunia yang diselenggarakan via daring, Presiden mengatakan bahwa pendidikan kebencanaan secara berkelanjutan akan meningkatkan kapasitas serta ketangguhan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
Presiden secara khusus menyampaikan perlunya perhatian lebih pada upaya edukasi kebencanaan bagi kalangan petani dan nelayan yang menurut dia termasuk kelompok paling rentan terkena dampak perubahan iklim.
"Harus kita berikan pemahaman, kita tingkatkan pengetahuannya agar memiliki kemampuan adaptasi pada perubahan iklim, tetap dapat bekerja dengan produktif dan aman untuk menjaga ketahanan pangan kita," Kepala Negara menambahkan.
Presiden mengatakan bahwa perubahan iklim membuat Indonesia sebagai negara agraris yang wilayahnya mencakup kepulauan berada dalam posisi yang tidak diuntungkan.
Suhu yang menghangat dan menyebabkan peningkatan permukaan air laut membahayakan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Cuaca dan iklim ekstrem yang semakin kerap terjadi berisiko menimbulkan bencana alam dan mengganggu produksi pangan.
Presiden mengatakan bahwa perubahan iklim bisa meningkatkan frekuensi, intensitas, dan durasi bencana geo-hidrometeorologi, yang selanjutnya bisa mempengaruhi produksi pangan dan ketahanan pangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022
"Tumbuhkan sistem edukasi kebencanaan yang berkelanjutan. Lakukan edukasi, literasi, dan advokasi berkelanjutan," katanya saat menyampaikan arahan pada Hari Meteorologi Dunia tahun 2022, Rabu.
Baca juga: Presiden Jokowi minta peringatan dini bencana dilengkapi "AI" dan "Big Data"
Dalam acara peringatan Hari Meteorologi Dunia yang diselenggarakan via daring, Presiden mengatakan bahwa pendidikan kebencanaan secara berkelanjutan akan meningkatkan kapasitas serta ketangguhan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
Presiden secara khusus menyampaikan perlunya perhatian lebih pada upaya edukasi kebencanaan bagi kalangan petani dan nelayan yang menurut dia termasuk kelompok paling rentan terkena dampak perubahan iklim.
"Harus kita berikan pemahaman, kita tingkatkan pengetahuannya agar memiliki kemampuan adaptasi pada perubahan iklim, tetap dapat bekerja dengan produktif dan aman untuk menjaga ketahanan pangan kita," Kepala Negara menambahkan.
Presiden mengatakan bahwa perubahan iklim membuat Indonesia sebagai negara agraris yang wilayahnya mencakup kepulauan berada dalam posisi yang tidak diuntungkan.
Suhu yang menghangat dan menyebabkan peningkatan permukaan air laut membahayakan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Cuaca dan iklim ekstrem yang semakin kerap terjadi berisiko menimbulkan bencana alam dan mengganggu produksi pangan.
Presiden mengatakan bahwa perubahan iklim bisa meningkatkan frekuensi, intensitas, dan durasi bencana geo-hidrometeorologi, yang selanjutnya bisa mempengaruhi produksi pangan dan ketahanan pangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022