Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) menerjunkan 90 personel untuk membersihkan kawasan Banten Lama usai terdampak banjir yang terjadi Selasa (1/3).

''Tim ini juga dilengkapi dengan empat pompa air untuk mengurangi genangan. Kemaren tim Perkim Provinsi Banten melakukan evakuasi para pengunjung Kawasan Banten Lama. Banjir terjadi siang hari setelah air Sungai Cibanten luber,” kata Kepala Dinas Perkim Provinsi Banten M Rachmat Rogianto di Serang, Kamis.

Baca juga: Tinjau Lokasi Banjir, Bupati Serang Minta Revitalisasi Rawa Danau Dipercepat

Saat ini tim sedang melakukan inventarisasi kerusakan dan melakukan bersih-bersih. Untuk mengurangi genangan, dilakukan pemompaan air setelah permukaan air kanal turun.

Ia mengatakan, untuk Kawasan Banten Lama, Perkim Provinsi Banten masih melakukan beberapa pembenahan sebagai bagian dari revitalisasi Kawasan Banten Lama.

Kawasan wisata ziarah Bantrn Lama di Kecamatan Kasemen Kota Serang juga terkena dampak banjir dan hampir semua kawasan hasil revitalisasi Pemprov Banten tersebut tergenang banjir.

Sebelumnya Kepala Balai Besar Sungai Ciujung, Cidanao, Cidurian yang di dalam juga ada sungai Cibanten (BBSC3) I Ketut Jayada mengatakan, saat banjir yang melanda Kota Serang curah hujan mencapai 242 milimeter.

“Dengan curah hujan sebesar itu, debit air yang dihasilkan mencapai 150 meter kubik per detik. Bendung Sindangheula terima 11 juta meter kubik, padahal kapasitasnya 9 juta meter kubik. Padahal selama seminggu sebelumnya, kawasan hulu Cibanten selalu hujan dan kita rilis dengan memperhatikan daerah hulu. Hanya 2 juta meter kubik yang mampu tertahan di Bendung Sindangheula, sisanya menjadi limpasan (outflow),” kata Ketut.

“Kalau tidak ada Bendung Sindangheula, 11 juta meter kubik air akan membanjiri Kota Serang,” tambah Ketut.

Menurutnya, Bendung Sindangheula saat ini dalam kondisi baik alias tidak jebol. BBSC3 juga akan membangun sistem peringatan dini terkait debit Bendung Sindangheula dan sungai lainnya untuk digunakan para pemangku kepentingan terkait penanganan bencana.
 

Pewarta: Mulyana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022