Serang (AntaraBanten) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan  Banten mengimbau masyarakat setempat mewaspadai peredaran daging celeng di pasaran seiring meningkatnya kebutuhan akan daging menjelang Ramadhan.

Kepala Disperindag Provinsi Banten Ranta Soeharta di Serang, Kamis, mengatakan pihaknya sudah melakukan pengawasan di pasar-pasar tradisional untuk mengantisipasi beredarnya daging babi hutan atau daging celeng di pasaran terkait kemungkinan kebutuhan daging dan kebutuhan pokok lain meningkat menjelang Ramadhan.

Namun demikian, berdasarkan pantauan di pasaran, tidak ditemukan beredarnya daging celeng.

"Masyarakat harus hati-hati kalau membeli daging murah, apalagi warna daging sudah berwarna kehitam-hitaman, masyarakat wajib mencurigainya," kata Ranta.

Pihaknya mengimbau masyarakat agar lebih cerdas dan waspada dalam membeli daging. Bahkan, tak hanya membeli daging, pihaknya juga mengimbau masyarakat tidak resah terkait peredaran daging celeng.

Menurut Ranta, pihaknya menjamin tidak ada peredaran daging celeng di pasaran di Banten, walaupun ada beberapa kasus penyelundupan daging celeng tersebut yang diamnaknan Balai Karantina Cilegon dan Badan Konsepvasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat.

Ia mengatakan, temuan daging celeng oleh Karantina Cilegon dan BKSDA Jawa Barat merupakan pasokan dari daerah Sumatera untuk dikirimkan ke Jakarta, bukan untuk beredar di Banten.

"Biasanya daging celeng itu untuk dioplos untuk campuran daging sapi," katanya.

 Oleh karena itu, kata dia, apabila masyarakat menemukan beredarnya daging celeng di Banten, diminta melaporkan ke posko pengaduan yang ada di dinas perdagangan di Kabupaten/kota.

"Kemarin Pak Plt Gubernur melalui Disperindag Banten sudah melayangkan surat edaran kepada Bupati dan Walikota di untuk membuka posko pengaduan masyarakat. Seperti kelangkaan stok, kekurangan stok, termasuk kenaikan harga kebutuhan pokok," katanya.

Menurut Ranta, untuk mengantisipasi beredarnya daging celeng di Banten, pihaknya memperketat pengawasan barang masuk di sejumlah pasar tradisional dan pasar modern yang ada di Banten.

"Kami juga tetap melakukan pengawasan, seminggu dua kali di ke sejumlah pasar tradisional," katanya.

Ranta menambahkan, pihaknya mengakui saat ini harga daging sapi dan kerbau di Banten termasuk harga kategori tinggi. Karena dari tahun sebelumnya harganya tetap bertahan yakni sekitar Rp90 ribu hingga Rp 95 ribu per kilogram.

Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon sebelumnya memusnahkan daging celeng sebagai salah satu barang bukti selundupan media hama penyakit hewan karantina dan organisme pengganggu tumbuhan karantina, Rabu.

Barang bukti yang dimusnahkan dengan cara dibakar tersebut berupa daging babi hutan atau daging celeng seberat 1.463 kg yang dikemas dalam 10 karung, bulu ayam yang tidak dilengkapi dengan sertifikat sanitasi dari karantina seberat 875 kg serta bunga kamboja kering yang tidak dilengkapi sertifikat pelepasan karantina tumbuhan.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014